kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,73   8,13   0.82%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Finlandia gaji pengangguran Rp 8,8 juta per bulan supaya lekas dapat kerja


Minggu, 17 Februari 2019 / 17:25 WIB
Finlandia gaji pengangguran Rp 8,8 juta per bulan supaya lekas dapat kerja


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Republik Finlandia, negara Eropa Utara memiliki cara unik untuk mengentaskan kemiskinan di negaranya. Caranya pemerintah Findlandia memberikan gaji bagi pengangguran sebesar  560 per orang per bulan atau setara Rp 8,8 juta.

Finlandia memberikan gaji bagi para pengangguran selama dua tahun agar mereka mau mencari pekerjaan. Namun pada kenyataanya, program ini dinilai gagal membuat para pengangguran mendapatkan pekerjaan.

Sejak Januari 2017 sampai Desember 2018, sebanyak 2.000 pengangguran di Finlandia mendapatkan gaji pokok sebesar € 560 atau setara Rp 8,8 juta per bulan. Tujuan program ini adalah untuk memberikan jaminan keselamatan bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan dan membantu mereka jika harus melakukan pekerjaan yang tidak terlalu aman. 

Banyak pengagguran justru tidak mengalami perbaikan. Banyak peserta yang mendapatkan tunjangan justru lebih bahagia dan tidak stres dengan tunjangan yang diberikan. Program ini diluncurkan pada tahun 2017, dan menjadikan Finlandia sebagai negara Eropa pertama yang menguji pemberian upah dasar tanpa syarat ini. 

Kegiatan ini dijalankan oleh Social Insurance Institution (Kela), lembaga pemerintah Finlandia dengan melibatkan 2.000 orang dan dipilih secara acak untuk mendapatkan tunjangan pengangguran.

Program ini menjadi sorotan dunia, tapi kini menimbulkan pertanyaan apakah program ini efektif mengentaskan jumlah pengangguran. Para pendukung program ini percaya bahwa jaringan pemberian tunjangan tersebut dapat membantu orang-orang keluar dari kemiskinan dan memberikan waktu mereka untuk melamar pekerjaan atau belajar keahlian baru.

Peneliti di Kela, Miska Simanainen mengatakan kepada BBC, bahwa program yang diujicobakan pemerintah ini bertujuan melihat apakah ini bisa menjadi cara yang efektif untuk membaiki sistem jaminan sosial. Tetapi apakah program ini membantu pengangguran mendapatkan pekerjaan, seperti yang diharapkan oleh pemerintah Finlandia? Tidak, tidak juga.

“Sebagian orang mendapatkan pekerjaan, kemungkinan bahwa mereka melakukan yang sama dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan uang,” katanya kepada BBC,”Jumat, (8/2).

Tetapi bagi banyak orang, tujuan awal percobaan untuk membuat orang bekerja, memang sudah bermasalah sejak permulaan. Jika saja tujuannya untuk membuat orang secara umum menjadi lebih bahagia, maka skema ini dapat dipandang sebagai suatu keberhasilan.

Para peneliti Kela sekarang sedang sibuk menganalisas hasil penelitian untuk mengetahui berbagai hal lain yang dapat diketahui terkait dengan penerapan upah dasar dan keterbatasannya.

“Ini bukanlah kegagalan atau keberhasilan, ini adalah sebuah kenyataan dan informasi baru yang tidak kami miliki sebelumnya,” tambahnya.

Laporan akhir skema ini akan dipublikasikan pada tahun 2020. Salah satu peserta, mantan editor surat kabar Tuomas, mengaku senang dengan program tersebut.

“Saya masih berstatus pengangguran. Saya tidak bisa mengatakan bahwa penghasilan dasar ini telah banyak meberikan perubahan dalam hidup saya. Secara psikologis ya, tetapi secara finansial tidak terlalu juga,” pungkasnya.

Sekadar informasi, awalnya konsep berbentuk pendapatan dasar universal atau universal basic income (UBI), di mana setiap orang mendapatkan gaji bulanan. Mereka mendapatkan tunjangan pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Namun Finlandia menerapkannya secara berbeda, dengan memberikan tunjangan kepada para pengangguran.




TERBARU

[X]
×