Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch pada hari Selasa (2/8) menurunkan peringkat kredit tertinggi pemerintah Amerika Serikat (AS). Keputusan ini mengejutkan investor dan bisa mendapat tanggapan marah dari Gedung Putih, kendati krisis plafon utang telah diselesaikan dua bulan lalu.
Fitch menurunkan peringkat Amerika Serikat menjadi AA+ dari AAA, mengutip penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan dan berulang kali melakukan negosiasi plafon utang yang mengancam kemampuan pemerintah untuk membayar tagihannya.
Fitch pertama kali menandai kemungkinan penurunan peringkat utang tersebut pada bulan Mei. Kemudian Fitch mempertahankan posisi tersebut pada bulan Juni setelah krisis plafon utang diselesaikan, dengan mengatakan bahwa pihaknya bermaksud menyelesaikan peninjauan pada kuartal ketiga tahun ini.
Baca Juga: AS Akan Naikkan Batas Utang dan Batasi Pengeluaran Negara untuk Hindari Gagal Bayar
Dengan penurunan peringkat, Fitch menjadi lembaga pemeringkat utama kedua setelah Standard & Poor's yang menghapus peringkat triple-A Amerika Serikat.
Merespons laporan tersebut, Dolar AS jatuh terhadap berbagai mata uang, saham berjangka berdetak turun dan obligasi berjangka Treasury naik. Tetapi beberapa investor dan analis memperkirakan dampak penurunan peringkat akan terbatas.
Langkah Fitch terjadi dua bulan setelah Presiden AS Joe Biden dan DPR yang dikendalikan Partai Republik mencapai kesepakatan plafon utang yang mengangkat batas pinjaman pemerintah menjadi US$ 31,4 triliun, mengakhiri berbulan-bulan jurang politik.
"Dalam pandangan Fitch, telah terjadi penurunan yang stabil dalam standar tata kelola selama 20 tahun terakhir, termasuk masalah fiskal dan utang, terlepas dari perjanjian bipartisan Juni untuk menangguhkan batas utang hingga Januari 2025," kata lembaga pemeringkat itu dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Biden dan McCarthy Hampir Mencapai Kesepakatan tentang Plafon Utang AS
Menteri Keuangan AS Janet Yellen tidak setuju dengan penurunan peringkat Fitch, dalam sebuah pernyataan yang menyebutnya "sewenang-wenang dan berdasarkan data yang sudah ketinggalan zaman."
Gedung Putih memiliki pandangan serupa, mengatakan "sangat tidak setuju dengan keputusan ini".
"Ini menentang kenyataan untuk menurunkan peringkat Amerika Serikat pada saat Presiden Biden telah memberikan pemulihan terkuat dari ekonomi besar mana pun di dunia," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.