Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Ford akan memangkas sekitar 14% dari tenaga kerjanya di Eropa. Ford menyalahkan kerugian dalam beberapa tahun terakhir di tengah melemahnya permintaan untuk kendaraan listrik, kurangnya dukungan pemerintah untuk peralihan ke kendaraan listrik, dan persaingan dari produsen China.
Produsen mobil AS tersebut menambah daftar panjang yang sejumlah perusahaan otomotif yang memangkas biaya karena banyaknya tantangan terutama di segmen kendaraan listrik. Sebelumnya, pemangkasan tenaga kerja telah dilakukan oleh Nissan, Stellantis dan GM yang harus memangkas biaya.
Ford mengatakan PHK akan terdampak pada 4.000 pekerja tersebut terutama akan terjadi di Jerman dan Inggris Raya. Secara global, PHK tersebut mewakili sekitar 2,3% dari 174.000 tenaga kerja Ford.
Baca Juga: Meksiko Peringatkan Dampak Tarif Trump Terhadap Perusahaan AS
Langkah-langkah tersebut akan menjadi pukulan besar bagi Jerman khususnya, ekonomi terbesar di Eropa. Di mana produsen mobil terbesar di kawasan itu Volkswagen akan menutup pabrik, memangkas upah dan memangkas ribuan pekerjaan agar dapat bersaing lebih baik.
Krisis politik yang semakin dalam di negara itu telah menambah ketidakpastian bagi perusahaan-perusahaan yang bergulat dengan meningkatnya ketegangan perdagangan dengan China dan implikasi dari kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS. Ford mengatakan, PHK Eropa akan dilakukan pada akhir tahun 2027, sambil menunggu diskusi dengan serikat pekerja. Perusahaan ini mengatakan 2.900 dari PHK tersebut akan terjadi di Jerman dan 800 di Inggris.
Ford mengatakan akan mengurangi produksi model Explorer dan Capri EV di pabriknya di Cologne, Jerman. Berbicara kepada wartawan, wakil presiden Ford Eropa Peter Godsell mengatakan Ford mengalami permintaan yang lebih lemah untuk kendaraan listrik daripada yang diperkirakan sebelumnya. "Kami terus menghadapi tantangan seputar biaya operasional kami... jadi kami perlu tindakan tegas untuk merestrukturisasi bisnis kami," ujar dia dikutip Reuters.
Ia menambahkan bahwa Ford berharap PHK tersebut akan mengatasi masalah perusahaan, tetapi mengatakan "kami tentu tidak dapat mengesampingkan" tindakan tambahan jika kondisi pasar memburuk.
Hingga September tahun ini, penjualan Ford di Eropa turun 17,9%, jauh melampaui penurunan industri secara keseluruhan sebesar 6,1%.
Ford juga meminta pemerintah Jerman khususnya untuk memberikan lebih banyak insentif dan infrastruktur pengisian daya yang lebih baik guna membantu konsumen beralih ke kendaraan listrik.
Berlin mengakhiri subsidi kendaraan listrik pada Desember tahun lalu. Penjualan kendaraan listrik di Jerman dalam sembilan bulan pertama tahun ini turun 28,6%.
"Yang kurang di Eropa dan Jerman adalah agenda kebijakan yang jelas dan tegas untuk memajukan mobilitas elektronik, seperti investasi publik dalam infrastruktur pengisian daya, insentif yang berarti dan fleksibilitas yang lebih besar dalam memenuhi target kepatuhan CO2," tulis kepala keuangan Ford John Lawler dalam surat kepada pemerintah Jerman.
Ford telah menjalani restrukturisasi yang menyakitkan di Eropa, mengumumkan pemutusan hubungan kerja 3.800 orang pada Februari 2023. Ford akan menutup pabriknya di Saarlouis di Jerman tahun depan, dengan pemutusan hubungan kerja lebih lanjut.
Baca Juga: Mengupas Rahasia Si Pemain Baru Produsen Kendaraan Listrik, BYD
Uni Eropa telah mengenakan tarif pada kendaraan listrik buatan Tiongkok, dengan mengatakan bahwa kendaraan tersebut mendapat manfaat dari subsidi yang tidak adil dari pemerintah Tiongkok.
Marcus Wassenberg, direktur pelaksana di divisi Jerman Ford, mengatakan langkah tersebut mencerminkan perubahan yang sedang berlangsung di industri mobil, khususnya Jerman yang memiliki biaya tenaga kerja dan energi yang tinggi.
Ia mengatakan semua pemutusan hubungan kerja di Jerman akan dilakukan di lokasi utama Ford di Cologne, yang mencakup sekitar seperempat dari tenaga kerja pabrik tersebut.