kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Foxconn memprediksi produksi penuh di China baru dimulai akhir Februari


Kamis, 06 Februari 2020 / 10:00 WIB
Foxconn memprediksi produksi penuh di China baru dimulai akhir Februari
ILUSTRASI. Pekerja di pabrik Foxconn Longhua, selatan Provinsi Guangdong, 26 Mei 2010. Foxconn menargetkan akan memulai kembali operasional pabrik di China secara bertahap mulai pekan depan.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Foxconn menargetkan akan memulai kembali operasional pabrik di China secara bertahap mulai pekan depan. Tapi perlu waktu satu hingga dua pekan setelah itu untuk produksi penuh karena wabah virus corona.

Perusahaan asal Taiwan yang memproduksi smartphone berbagai vendor, termasuk Apple ini telah mengajukan permintaan ke otoritas China untuk membuka kembali pabrik di China.

Foxconn memiliki 12 pabrik di sembilan kota di China. Pabrik terbesar Foxconn di China yang terbesar ada di Longhua, Shenzhen. Meski lokasi pabrik tidak berada di Wuhai, tapi, pembatasan perjalanan yang masih diberlakukan untuk menekan penyebaran virus corona menjadi hambatan bagi para pekerja.

Baca Juga: Cegah penyebaran corona, warga Jakarta diimbau pakai masker saat di luar ruangan

Penundaan operasional pabrik bisa berdampak pada rantai pasok teknologi global dan pengiriman ke pelanggan Foxconn, termasuk Apple. "Jalan ditutup di beberapa wilayah China. Tidak ada yang tahu pasti apakah para pekerja bisa datang tepat waktu," kata sumber Reuters di Foxconn.

Sumber Reuters tersebut mengungkapkan bahwa manajemen Foxconn tengah berupaya memenuhi persyaratan dari pemerintah berbagai daerah di Tiongkok untuk melanjutkan operasional. "Operasional penuh akan berjalan setidaknya satu atau dua pekan setelah 10 Februari," kata dia.

Di beberapa kota, otoritas meminta perusahaan-perusahaan untuk menempatkan pekerja dalam karantina selama tiga hari jika pekerja tersebut berasal dari provinsi lain. Hal ini menjadi tantangan Foxconn yang memiliki puluhan ribu pekerja.

Operasional pabrik yang tertahan ini diperkirakan akan menekan laba Foxconn tahun ini. "Laba akan tertekan, tapi besarannya masih kami hitung," kata dia.

Baca Juga: Terpapar Efek Korona, Maskapai Alihkan Rute China ke Destinasi Lain

Wabah virus corona yang mencapai status darurat global ini menyebabkan gangguan manufaktur di China, terutama dari sisi pekerja setelah warga China bepergian pada libur Tahun Baru Imlek.

Perusahaan-perusahaan diminta tetap tutup sepekan lebih panjang hingga setidaknya 10 Februari. Ini termasuk di pusat manufaktur Dongguan, Provinsi Guangdong yang merupakan lokasi pabrik iPhone.

Foxconn, pabrik elektronik terbesar dunia sudah menyusun rencana untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ratusan ribu pekerja, termasuk scan QR code pada telepon seluler pekerja untuk screening kesehatan.

Foxconn akan menggunakan pekerja lokal sebanyak mungkin di tengah pembatasan perjalanan. Para pekerja pabrik-pabrik Foxconn berasal dari berbagai provinsi di China. "Kami akan sangat senang jika para pekerja yang kembali mencapai 30% pada 10 Februari," kata sumber tersebut.

Baca Juga: Pengusaha meminta pemerintah kaji ulang pembatasan impor dari China

Harga saham Foxconn turun lebih dari 10% sejak pembukaan bursa setelah libur panjang.




TERBARU

[X]
×