Sumber: Bloomberg |
TOKYO. Fujitsu Ltd akan menghapus sekitar 5.000 pekerjaan tahun ini. Produsen komputer dan alat telekomunikasi dari Jepang ini juga berencana mengembangkan bisnis chip melalui merger dengan Panasonic Corp.
Dalam pernyataan resmi, Fujitsu mengatakan, perusahaan akan melakukan integrasi bisnis skala besar atau large-scale integration (LSI) unit bisnis chip. Untuk, Fujitsu akan mengikat kontrak dengan perusahaan luar dalam proses produksinya.
Untuk membiayai integrasi, Fujitsu mengharapkan adanya bantuan pendanaan dari Bank Pembangunan Jepang. "Fujitsu menandai langkah menuju restrukturisasi secara penuh," kata Hitoshi Shin, Analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley.
Fujitsu bergabung dengan produsen elektronik asal Jepang lain yang marginnya juga tergerus. Mereka berjuang memenangkan persaingan dengan produsen elektronik lain dari Korea Selatan dan China.
Fujitsu menjelaskan, pihaknya memerlukan dana ¥ 112 miliar atau US$ 1,2 miliar untuk membiayai restrukturisasi bisnis cip mulai Maret nanti dan akan memindahkan 4.500 pekerja di unit baru. "Ada kemungkinan, Fujitsu dapat menjaga keseimbangan pendapatan dan pengeluaran," kata Shin.
Masami Yamamoto, Presiden Fujitsu, mengatakan perusahaannya akan memindahkan line produksi dari Prefektur Mie di Jepang ke unit produksi baru. Saat ini Fujitsu sedang melakukan pembicaraan dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co untuk pendirian itu. "Fujitsu memiliki beban agar usaha patungan ini dapat menguntungkan," kata Ikuo Matsuhashi, analis Goldman Sachs Group Inc di Tokyo.
Fujitsu memiliki sekitar 170.000 tenaga kerja dan akan memotong sekitar 3.000 karyawan di Jepang dan 2.000 karyawan di luar negeri. Perusahaan ini memperkirakan pada tahun fiskal 2012, mengalami rugi bersih sekitar ¥ 95 miliar dari perkiraan awal laba bersih ¥ 25 miliar.
Panasonic berencana mengumumkan restrukturisasi jangka menengah pada akhir bulan depan. Restrukturisasi dilakukan setelah perusahaan ini mengalami kerugian selama dua tahun berturut-turut. Perusahaan telah menghilangkan 38.000 pekerja dan menghentikan penjualan smartphone di Eropa dan menutup pabrik pembuatan baterai lithium-ion.