Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Alasan lain kenapa BlackRock tetap bullish pada ekuitas negara berkembang karena kelas aset belum mengungguli rekan-rekan pasarnya yang maju, imbal hasil obligasi tetap rendah dan pendapatan akan pulih. Beberapa saham di negara berkembang selalu mengungguli saham di negara ekonomi maju selama dua tahun setelah pendapatan anggota indeks MSCI EM mencapai titik terendah pada awal 2016.
Baca Juga: Bos BlackRock: Belum terlihat sinyal resesi dalam setahun mendatang
"Dalam enam bulan ke depan, pasar negara berkembang dalam tempat yang baik untuk keluar dari Covid," kata Fraser. Negara berkembang menurut BlackRock adalah penerima manfaat besar kebijakan global.
"Kami mulai memindahkan portofolio saat puncak krisis karena kami percaya akan bangkit kembali," kata Fraser.
Beberapa saham yang dipilih oleh Fraser adalah saham telekomunikasi, utilitas serta sektor defensif lainnya yang diharapkan bisa dalam pemulihan. BlacRock mengurangi saham di Turki karena kondisi lintasan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan cukup berisiko.
Salah satu risiko yang Fraser perhatikan dari Turki adalah kredit di AS seperti meningkatnya wanprestasi, yang mungkin berakibat pada pasar negara berkembang lainnya. Fraser juga berhati-hati di Brasil karena memiliki salah satu posisi fiskal yang lebih menantang di pasar negara berkembang.
Baca Juga: CEO Blackrock melihat pasar ekuitas akan bergerak lebih tinggi pada tahun 2020
Tetapi peluang dapat ditemukan di sektor energi dan bahan baku. Fraser juga mengurangi ekuitas di Taiwan dan Korea Selatan karena sudah mengungguli dan tidak menawarkan peluang bottom-up yang menarik.