Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pada Minggu (29/10/2023), negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7) menyerukan "pencabutan segera" pembatasan impor produk makanan Jepang.
Seruan tersebut mengacu pada pembatasan ekspor yang dilakukan China setelah Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.
Mengutip Reuters, para menteri perdagangan G7, dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan akhir pekan di Osaka, tidak menyebut nama China.
Akan tetapi, G7 mengecam apa yang mereka anggap sebagai peningkatan pemaksaan ekonomi melalui perdagangan.
“Kami menyesalkan tindakan yang mempersenjatai ketergantungan ekonomi dan berkomitmen untuk membangun hubungan ekonomi dan perdagangan yang bebas, adil, dan saling menguntungkan,” demikian pernyataan resmi G7 yang memiliki tebal 10 halaman itu.
Mengingatkan saja, China memberlakukan penangguhan menyeluruh terhadap impor ikan Jepang dua bulan lalu.
Kebijakan itu diberlakukan ketika Jepang mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari pabrik Fukushima yang rusak ke Pasifik.
Baca Juga: Susul China, Rusia Pertimbangkan Blokir Impor Makanan Laut dari Jepang
Meskipun Jepang dan AS menyebut pembatasan tersebut tidak adil, Rusia mengumumkan pembatasan serupa pada awal bulan ini.
Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan G7 di luar jam kerja.
Selain itu, negara-negara G7, yang terdiri atas Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Italia dan Kanada, menyatakan keprihatinan mereka atas tindakan pengendalian baru-baru ini terhadap ekspor mineral penting.
China, produsen grafit terbesar di dunia, bulan ini mengumumkan pembatasan ekspor bahan utama, yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, dalam upaya lain untuk mengendalikan pasokan mineral penting sebagai respons terhadap tantangan atas dominasi manufaktur globalnya.
"Para menteri G7 memiliki kebutuhan yang sama, yang sangat kuat, untuk mengurangi ketergantungan pada negara tertentu dalam penyediaan sumber daya penting," kata Yasutoshi Nishimura, menteri perdagangan Jepang yang menjadi tuan rumah.
Dia menambahkan, “Kami sepenuhnya setuju untuk membangun rantai pasokan yang tangguh dan andal untuk mineral penting, semikonduktor, dan baterai."
Baca Juga: Jepang ke WTO: Larangan Makanan Laut Terkait Fukushima oleh China Tak Dapat Diterima!