kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gagal bujuk perusahaan minyak, Irak hanya pangkas produksi minyak 700.000 per hari


Kamis, 14 Mei 2020 / 06:19 WIB
Gagal bujuk perusahaan minyak, Irak hanya pangkas produksi minyak 700.000 per hari


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Irak akhirnya hanya memangkas produksi minyak sekitar 700.000 barel per hari (bph). Jumlah ini lebih rendah dari yang disyaratkan dalam kesepakatan yang dibuat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

Hal tersebut terjadi karena Irak gagal membujuk perusahaan minyak internasional yang mengoperasikan ladang minyak raksasa di negara tersebut untuk menyetujui pengurangan yang lebih dalam.

Sebelumnya, Irak telah setuju dengan beberapa perusahaan minyak besar yang mengoperasikan lima ladang minyak raksasa di bagian selatan untuk memotong 300.000 barel per hari, kata para pejabat minyak Irak kepada Reuters, Rabu (13/5). Tetapi, akhirnya total pengurangan produksi minyak hanya sedikit di bawah 700.000 barel per hari. 

Baca Juga: Penurunan harga minyak diperkirakan hanya berlangsung sesaat

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Perminyakan Irak Ali Allawi mengatakan Irak tetap berkomitmen penuh terhadap perjanjian pengurangan minyak yang telah disetujui oleh OPEC+. Tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai sisa target pemangkasan produksi minyak yang harus dipenuhi Irak.

Asal tahu saja, target pengurangan produksi minyak Irak di bawah pakta pengurangan pasokan OPEC+ adalah 1,06 juta barel per hari untuk Mei dan Juni. Bulan lalu, OPEC+ setuju untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari untuk Mei dan Juni. 

Perjanjian dengan perusahaan-perusahaan minyak datang setelah apa yang para pejabat Irak gambarkan sebagai "posisi defensif" oleh perusahaan-perusahaan minyak internasional yang mengembangkan ladang minyak di selatan Irak.

Penolakan oleh perusahaan minyak untuk pemangkasan produksi lebih banyak minyak menunjukkan kesulitan yang dihadapi Irak untuk sepenuhnya mematuhi pakta pengurangan pasokan minyak mentah OPEC+.

Dua pejabat senior Irak yang merupakan bagian dari perundingan dengan perusahaan asing mengatakan mereka harus menyetujui perjanjian ini untuk menghindari membayar perusahaan untuk produksi yang dibatasi.

Perusahaan minyak asing, seperti BP, Exxon Mobil Corp, Eni Italia dan Lukoil Rusia, yang mengembangkan ladang minyak raksasa di Irak selatan beroperasi di bawah kontrak layanan yang membayar mereka untuk tetap mempertahankan output dan juga dikompensasi dengan kargo mentah.

Jenis kontrak ini melindungi perusahaan minyak terhadap penurunan tajam harga minyak. Tetapi itu juga berarti bahwa dengan pemotongan OPEC, akan membuat Irak berakhir dengan lebih sedikit minyak mentah untuk dijual dan akhirnya membawa pendapatan yang lebih rendah ke anggaran negara.

"Perusahaan menerima untuk memotong sekitar 300.000 barel per hari yang dianggap sesuai dengan nominal," kata seorang pejabat senior di Perusahaan Minyak Basra Irak (BOC) yang memiliki pengetahuan langsung tentang diskusi dengan perusahaan minyak utama.

Baca Juga: Wall Street anjlok setelah Jerome Powell peringatkan pelemahan ekonomi AS lebih dalam

"Kami berada dalam situasi kritis di mana kami tidak dapat memberikan tekanan lebih pada perusahaan asing dan pada saat yang sama, kami harus menghormati perjanjian OPEC yang sangat sulit untuk diimplementasikan sepenuhnya," kata pejabat senior Dewan Komisaris lain, yang enggan disebutkan namanya. 

Irak memang sering tertinggal dalam implementasi yang sudah disepakati OPEC+. Sebelumnya, negara ini juga gagal memenuhi target output yang disepakati. "Kami optimistis OPEC dan produsen lain akan memahami situasi Irak ketika kami bertemu bulan depan," kata pejabat Dewan Komisaris kedua.

Setidaknya satu pelanggan Eropa dan dua Asia akan menerima pengurangan pasokan minyak dari Irak pada Juni, sumber-sumber industri yang akrab dengan masalah itu mengatakan, ketika produsen nomer dua terbesar OPEC itu memangkas sebagian produksinya.




TERBARU

[X]
×