kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara iklan, anak-anak kulit hitam dan hispanik AS lebih berisiko kena penyakit


Sabtu, 19 Januari 2019 / 22:50 WIB
Gara-gara iklan, anak-anak kulit hitam dan hispanik AS lebih berisiko kena penyakit


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Iklan televisi di Amerika Serikat untuk produk permen, makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan tidak sehat lainnya terus menyasar anak-anak kulit hitam dan hispanik sebagai target utama. Hal tersebut diungkapkan sebuah laporan Rudd Center for Food Policy & Obesity yang dirilis pekan ini.

Menurut laporan tersebut, ongkos iklan TV yang dikeluarkan perusahaan makanan dan minuman menurun dari US$ 11,4 miliar pada tahun 2013 menjadi US$ 10,9 miliar pada tahun 2017. Di saat yang sama frekuensi menonton TV oleh anak-anak dan remaja juga menurun selama periode tersebut.

Walau turun, namun anak muda AS terus melihat sekitar 10 iklan TV terkait makanan per hari pada tahun 2017.

Dikutip dari Reuters, laporan tersebut mencatat pengeluaran iklan yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja kulit hitam melonjak 53% menjadi US$ 333 juta pada tahun 2017. Anak-anak kulit hitam rata-rata menonton 16,4 iklan dalam sehari, sementara kalangan remaja biasanya melihat sekitar 17,1 iklan setiap harinya.

Di sisi lain kaum muda hispanik melihat dua iklan lebih banyak per hari di TV berbahasa Spanyol pada tahun 2017 dibanding tahun 2013. 

"Perusahaan makanan hampir secara eksklusif mengiklankan junk food - terutama makanan cepat saji, permen, minuman manis, dan makanan ringan yang tidak sehat. Dan produk-produk ini diiklankan secara tidak proporsional kepada kaum muda berkulit hitam dan Hispanik," kata pemimpin penulis laporan Jennifer Harris dari Rudd Center for Food Policy & Obesity.

Hal ini berkontribusi pada kesenjangan kesehatan seperti risiko jangka panjang seperti obesitas, diabetes dan penyakit jantung di antara anak-anak kulit berwarna di Amerika. Harris menyebut kondisi ini tak lepas dari kesulitan anak-anak untuk menolak junk food yang mereka lihat di iklan TV. 

Ia menyebut dalam diskusi yang dilakukan dengan anak-anak, mereka tahu junk food tidaklah sehat. Dan mereka juga tahu bahwa buah-buahan dan sayuran akan menjadi camilan yang lebih baik.

"Tetapi para remaja ini tidak cukup dewasa untuk menolak kenikmatan jangka pendek demi manfaat jangka panjang, seperti kesehatan yang lebih baik dalam 20 tahun," ungkapnya.

Laporan ini sendiri menganalisis 32 perusahaan restoran, makanan dan minuman utama yang menghabiskan setidaknya US$ 100 juta untuk iklan makanan untuk anak-anak dan remaja.

Tahun itu, pengeluaran untuk iklan produk-produk sehat seperti air, kacang-kacangan, buah-buahan dan jus buah asli hanya berjumlah $ 195 juta, atau sekitar 3% dari ongkos iklan di industri ini.

Sejumlah perusahaan pun hanya menghabiskan sekitar 1% dari pengeluaran iklan produk makanan sehat di TV yang menargetkan penonton kulit hitam. Bahkan untuk TV berbahasa Spanyol, mereka sama sekali tidak punya anggaran iklan makanan yang lebih sehat.




TERBARU

[X]
×