kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara seruan investigasi virus corona, hubungan Australia-China di titik nadir


Rabu, 27 Mei 2020 / 14:18 WIB
Gara-gara seruan investigasi virus corona, hubungan Australia-China di titik nadir
ILUSTRASI. Seruan Australia untuk penyelidikan internasional tentang asal usul pandemi virus corona membuat China murka.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hubungan Australia dengan China sedang di titik nadir. Seruan Australia untuk penyelidikan internasional tentang asal usul pandemi virus corona membuat China murka. China pun langsung membalas.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne awalnya menyuarakan dukungan untuk penyelidikan asal usul wabah corona pada sebuah acara televisi Minggu pagi di akhir April 2020.

Beberapa hari kemudian, Duta Besar Chona untuk Australia Chen Jingye menanggapi dengan menyarankan orang-orang China untuk memboikot produk Australia. "Mungkin orang biasa (China) akan mengatakan 'Mengapa kita harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia?" katanya kepada Australian Financial Review.

Baca Juga: Orang kaya China berburu rumah mewah ke Singapura hingga Sydney

Kurang dari satu bulan kemudian, kampanye China untuk menghukum Australia makin gencar.

Pada 12 Mei 2020, China berhenti menerima daging sapi dari empat penjagalan besar Australia, dengan alasan masalah kesehatan.

Lima hari kemudian, China mengenakan tarif lebih dari 80% pada impor gandum Australia sebagai bagian dari penyelidikan anti-dumping.

China sejauh ini adalah mitra dagang terbesar Australia, dengan total perdagangan antara kedua negara berjumlah lebih dari US$ 214 miliar pada 2018.
Karena Australia menghadapi prospek yang sangat nyata dari resesi ekonomi akibat wabah corona, hubungan ekonomi itu lebih penting daripada sebelumnya.

Para ahli mengatakan keretakan mendalam muncul dalam hubungan antara kedua negara.

"Sangat sulit untuk melihat bagaimana dengan tidak adanya diskusi kita dapat dengan cepat membangun kembali kepercayaan dalam hubungan," kata Richard McGregor, senior partner di Lowy Institute seperti dikutip CNN.

Para ahli mengatakan, apa yang dialami Australia saat ini dipandang sebagai uji kasus; Dapatkah demokrasi liberal dengan hubungan dagang yang erat dengan rezim otoriter di China masih mempertahankan kebijakan luar negeri yang independen, yang kadang-kadang kritis terhadap Partai Komunis China?

Baca Juga: Perang dingin AS-China meningkat di Laut China Selatan, ini yang diperebutkan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×