kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gegara virus corona, Pentagon titahkan militer AS tidak ke luar negeri hingga 60 hari


Kamis, 26 Maret 2020 / 07:26 WIB
Gegara virus corona, Pentagon titahkan militer AS tidak ke luar negeri hingga 60 hari
ILUSTRASI. Logo Pentagon. REUTERS/Al Drago


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper telah mengeluarkan perintah penghentian pergerakan untuk militer AS yakni dengan menghentikan semua perjalanan dan pergerakan ke luar negeri hingga 60 hari. Melansir Reuters, Esper mengatakan, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membatasi penyebaran virus corona melalui militer.

Esper mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters bahwa perintah itu berlaku untuk semua pasukan AS, personel sipil, dan keluarga. Meski demikian, akan ada beberapa pengecualian.

"Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kami tidak membawa virus kembali ke rumah, menginfeksi orang lain, bahwa kami tidak menyebarkannya ke militer," kata Esper.

Baca Juga: Picu tanda tanya, AS copot posisi ahli kesehatan di China sebelum corona merebak

Sejauh ini, kebijakan tersebut merupakan yang paling luas dan akan memengaruhi kekuatan di seluruh dunia. Esper mengatakan satu pengecualian terhadap perintah itu adalah penarikan yang sedang berlangsung di Afghanistan, yang masih akan tetap berlanjut.

Amerika Serikat telah menyatakan komitmennya untuk mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan menjadi 8.600 dalam 135 hari sejak penandatanganan kesepakatan dengan Taliban bulan lalu.

Penarikan penuh dari seluruh pasukan AS dan koalisi akan terjadi dalam waktu 14 bulan sejak kesepakatan ditandatangani, jika Taliban mempertahankan kesepakatan terakhirnya.

Baca Juga: Warning Pentagon: Wabah virus corona di AS akan berlangsung berbulan-bulan

"Perintah tersebut (penghentian pergerakan) tidak akan berdampak terhadap Afganistan," kata Esper seperti yang dikutip Reuters.




TERBARU

[X]
×