Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Penyakit Covid-19 ternyata belum sepenuhnya hilang dari dunia. Sekarang, varian baru dengan kode NB.1.8.1 atau Nimbus telah muncul dengan gejala unik yang khas.
Covid-19 varian Nimbus ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada Maret 2025. Virus ini jelas tidak berkembang dari sana, karena kasusnya muncul dari turis internasional.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mulai memasukkan NB.1.8.1 atau Nimbus ke dalam variran virus penyakit yang sedang dipantau.
WHO meyakini bahwa varian Covid-19 ini memiliki kemampuan penyebaran yang cepat secara global, serta mutasi proteinnya dapat mempengaruhi metode penularan.
Baca Juga: Waspada Virus HKU5-CoV-2 Mirip Pemicu Covid-19, Ini Ciri-cirinya
Baru-baru ini, gejala khas Covid-19 varian Nimbus mulai terdeteksi dan bisa menjadi peringatan dini.
Melansir laporan Times of India hari Minggu (15/6), seorang pasien yang terjangkit Nimbus mengeluhkan sakit tenggorokan yang sangat parah.
Sang pasien mendeskripsikan, rasa sakitnya seperti menelan pecahan kaca sehingga dirinya sulit menelan makanan dan minuman bahkan berbicara.
Mohamed Imran Lakhir, Direktur dan Kepala Apoteker di Prescription Doctor, menjelaskan bahwa dirinya juga mendapatkan pasien dengan gangguan tenggorokan yang parah.
Mengutip North Wales, Lakhir menjelaskan bahwa pasiennya merasa ada sayatan pisau di tenggorokan.
Baca Juga: Kasus Aktif COVID-19 di India Tembus 5.700, Varian Baru Tingkatkan Kekhawatiran
"Biasanya mereka merasakan sakit tenggorokan yang parah, merasa kelelahan, batuk, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat. Beberapa juga mengalami gangguan pencernaan seperti mual dan diare. Hal ini tidak umum terjadi pada varian Covid-19 sebelumnya," kata Lakhir pada hari Jumat (13/6).
Gejala sakit tenggorokan parah juga diakui oleh seorang dokter umum di The London General Practice, Dr. Naveed Asif.
Asif mengatakan, gejala khas Covid-19 varian Nimbus salah satunya adalah sakit seperti ditusuk benda tajam di bagian belakang tenggorokan.
"Biasanya ada laporan berupa rasa sakit tajam dan menusuk saat menelan. Hal ini biasa terjadi di bagian belakang rongga tenggorokan," ungkap Asif.
Tonton: JP Morgan Memperingatkan Dolar AS Bisa Kehilangan Dominasinya Dalam 40 Tahun