kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   18.000   0,94%
  • USD/IDR 16.237   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.204   -18,09   -0,25%
  • KOMPAS100 1.050   -5,82   -0,55%
  • LQ45 808   -2,58   -0,32%
  • ISSI 232   -0,90   -0,38%
  • IDX30 419   -2,36   -0,56%
  • IDXHIDIV20 491   -2,76   -0,56%
  • IDX80 118   -0,50   -0,42%
  • IDXV30 119   -1,87   -1,54%
  • IDXQ30 135   -0,26   -0,19%

Kasus COVID-19 di India Tembus 7.000, Rumah Sakit di Delhi Alami Lonjakan Pasien


Rabu, 11 Juni 2025 / 19:28 WIB
Kasus COVID-19 di India Tembus 7.000, Rumah Sakit di Delhi Alami Lonjakan Pasien
ILUSTRASI. Virus COVID-19 kembali menunjukkan peningkatan signifikan di India. Jumlah kasus aktif telah melampaui angka 7.000 secara nasional. REUTERS/Edgar Su 


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus COVID-19 kembali menunjukkan peningkatan signifikan di India. Jumlah kasus aktif telah melampaui angka 7.000 secara nasional, dengan rumah sakit-rumah sakit utama di ibu kota, Delhi, melaporkan lonjakan tajam dalam kunjungan pasien rawat jalan (OPD).

Para dokter mengaitkan lonjakan ini dengan penyebaran aktif COVID-19 di berbagai wilayah India.

Lonjakan Kasus di Beberapa Negara Bagian: Kerala Paling Terdampak

Mengutip financialexpress, data terbaru menunjukkan bahwa Kerala menjadi negara bagian paling terdampak dengan lebih dari 2.000 kasus aktif. Gujarat berada di posisi kedua dengan lebih dari 1.000 kasus, diikuti oleh Benggala Barat dengan 747 kasus aktif. Di Delhi sendiri, sebanyak 66 kasus baru tercatat dalam sehari, menjadikan total kasus aktif mencapai 757.

Sejak Januari 2025, India telah melaporkan total 68 kematian terkait COVID-19, dengan Delhi mencatat delapan kematian dan 1.232 kasus sembuh, dipulangkan, atau migrasi selama periode yang sama.

Baca Juga: Varian Covid-19 Nimbus Meningkat, Vaksinasi Ulang Diperlukan untuk Cegah Penyebaran

Kunjungan OPD Naik Tajam, Diduga Ada Kasus Tak Terdeteksi

Rumah sakit besar seperti Sir Ganga Ram Hospital, Medanta, dan Fortis mengalami kenaikan signifikan dalam kunjungan OPD. Dokter di Ganga Ram mencatat lonjakan 40–50%, sementara Medanta dan Fortis melaporkan kenaikan 16–20% dan 6–7% masing-masing.

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebagian besar rumah sakit mengalami dua hingga tiga kali lipat peningkatan jumlah pasien.

Kenaikan ini menunjukkan kemungkinan underreporting atau pelaporan yang tidak lengkap atas kasus COVID-19. Keterbatasan dalam infrastruktur tes dan keengganan masyarakat untuk melakukan tes turut menjadi penyebabnya. Kerala menjadi pengecualian berkat kebijakan kesehatan publiknya yang proaktif dan tingkat pengujian tertinggi di India.

Dokter Peringatkan: Kasus Aktif COVID-19 Kembali Menjadi Ancaman

Dr. Ashok Kumar Peepliwal menilai bahwa peningkatan resep obat pernapasan sebelum musim hujan tidak lazim, yang mengindikasikan kemungkinan keterkaitan dengan infeksi COVID-19.

Sementara itu, Dr. Bibhu Anand dari Federation of All India Medical Association (FIAMA) menambahkan, “Kunjungan OPD yang tinggi pada musim pra-monsoon dan monsoon memang umum. Tapi lonjakan seperti ini perlu diteliti secara epidemiologis untuk mengidentifikasi kemungkinan wabah COVID-19.”

Dr. Shweta Srivastava dari Rumah Sakit Rela mengonfirmasi bahwa lonjakan OPD kali ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, memperkuat kekhawatiran akan penyebaran subvarian baru virus.

Subvarian Baru: Lebih Menular, Namun Kurang Mematikan

Lonjakan kasus saat ini banyak dikaitkan dengan subvarian Omicron baru seperti NB.1.8.1, JN.1, dan LF.7. Menurut Dr. Srivastava, varian-varian ini memiliki tingkat penularan tinggi dan sebagian mampu menghindari imunitas (partial immune evasion), namun tidak menunjukkan peningkatan keganasan.

Dr. Sweatha Kumar menambahkan bahwa meski sebagian besar kasus ringan, terjadi peningkatan rawat inap pada pasien dengan daya tahan tubuh lemah.

“NB.1.8.1 telah terdeteksi di lebih dari 20 negara, termasuk India, negara-negara Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan Tiongkok,” kata Dr. Peepliwal.

Baca Juga: COVID-19 Varian NB.1.8.1 Menyebar di Asia, Mari Cari Tahu Gejalanya

Gejala Mirip Flu: Waspadai Demam, Suara Serak, dan Batuk Kering

Gejala COVID-19 kali ini menyerupai flu atau alergi, dan biasanya muncul dalam 1–3 hari setelah terpapar. Dr. Anand membagi gejala menjadi tiga kategori:

  • Gejala utama: Sakit tenggorokan, batuk kering, hidung tersumbat, kelelahan, demam ringan.

  • Gejala kurang umum: Kehilangan penciuman atau perasa.

  • Gejala saluran cerna: Diare ringan, mual.

Gejala lainnya termasuk suara serak, nyeri otot, dan gangguan pencernaan ringan. Sebagian besar kasus sembuh dalam 5–7 hari tanpa komplikasi serius.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?

Dr. Kumar menyarankan untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami:

  • Sesak napas atau nyeri dada

  • Demam tinggi (>102°F) lebih dari 3 hari

  • Kebingungan, bibir atau wajah membiru

  • Saturasi oksigen <94%

  • Lemah atau dehidrasi, terutama pada anak-anak dan lansia

Baca Juga: Kemenkes Siapkan Layanan Kesehatan Setelah Ditemukan 7 Kasus Positif Covid-19

Kelompok Rentan Harus Lebih Waspada

Wanita hamil, lansia, dan pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung atau ginjal, termasuk kelompok paling rentan. Dr. Kumar menekankan pentingnya menjaga jarak sosial dan isolasi mandiri jika mengalami gejala.

Booster vaksin juga sangat dianjurkan untuk:

  • Tenaga kesehatan

  • Individu berusia 60 tahun ke atas

  • Penderita komorbiditas

  • Siapa pun yang belum menerima vaksin selama lebih dari 9 bulan terakhir

Selanjutnya: Avia Avian (AVIA) Gabung UNGC, Analis Sebut Positif untuk Prospek Jangka Panjang

Menarik Dibaca: Liburan Sekolah, Hotel di Batam Hadirkan Kamar dengan Desain Karakter Anak




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×