kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gejolak politik, pelaku industri Uni Eropa pindahkan pabrik dari Asia ke Afrika


Kamis, 08 November 2018 / 20:12 WIB
Gejolak politik, pelaku industri Uni Eropa pindahkan pabrik dari Asia ke Afrika
ILUSTRASI. Bendera Uni Eropa


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

Tung-Lai Margue, duta besar Uni Eropa untuk Sri Lanka, mengatakan kepada Reuters akan mempertimbangkan penarikan tunjangan tarif bebas bea jika pemerintah tidak memenuhi komitmennya.

Beberapa perusahaan Eropa yang berada di Myanmar telah mengindikasikan bahwa mereka akan memindahkan pabrik ke Afrika atau negara lain. Bila Uni Eropa mengenakan tarif atas barang-barang Myanmar. Ekspor preferensial ke Uni Eropa dari Myanmar telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir menjadi US$ 1,48 miliar pada 2017.

Aung Ko Ko, seorang ekonom independen dari komite ekonomi partai NLD yang berkuasa, mengatakan bahwa Myanmar tidak melakukan kesalahan apa pun dan yakin Uni Eropa tidak akan menghentikan perlakuan istimewa. "Myanmar tidak melakukan tindakan berbahaya kepada anggota Uni Eropa," tambah Aung Ko Ko.

Sedangkan untuk Kamboja, sektor garmen merupakan ekspor terbesarnya senilai US$ 5 miliar. Industri garmen mempekerjakan sekitar 750.000 orang Kamboja. Dalam sebuah surat 20 Oktober kepada komisaris perdagangan Komisi Eropa, Asosiasi Pabrikan Garmen di Kamboja mengatakan penangguhan akses bebas bea atau sanksi sepihak akan merugikan pekerja garmen.

"Semua kemajuan yang telah dicapai Kamboja selama dua dekade terakhir melalui upaya semua pemangku kepentingan, termasuk mitra pembangunan seperti Uni Eropa, dapat dihancurkan dengan sangat cepat," kata Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.

Eric Tavernier, chief executive officer dari perusahaan tekstil We Group Ltd. yang memiliki pabrik yang mempekerjakan sekitar 700 pekerja di kota pantai Sihanoukville, Kamboja, mengatakan beban pajak Uni Eropa menandakam berakhirnya bisnisnya di sana.




TERBARU

[X]
×