kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Gelombang IPO Baru di Wall Street, Pasar Saham AS Kian Bergairah Pasca Tarif Trump


Selasa, 02 September 2025 / 22:26 WIB
Gelombang IPO Baru di Wall Street, Pasar Saham AS Kian Bergairah Pasca Tarif Trump
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan lintas sektor, mulai dari kripto hingga konsumer, meluncurkan IPO roadshow pada Selasa (2/9). REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan lintas sektor, mulai dari kripto hingga konsumer, meluncurkan IPO roadshow pada Selasa (2/9), menandai dibukanya jendela penawaran publik pasca-Labor Day.

Langkah ini terjadi di tengah mulai meredanya kekhawatiran investor terhadap tarif perdagangan Presiden Donald Trump.

Periode Kritis IPO Hingga Pertengahan Oktober

Para analis menilai periode hingga pertengahan Oktober akan menjadi momen krusial untuk menguji ketahanan pasar saham AS terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi. Beberapa nama besar sudah antre untuk masuk bursa, termasuk:

  • Klarna – fintech asal Swedia

  • Gemini – bursa kripto milik kembar Winklevoss

  • Black Rock Coffee Bar – jaringan kafe asal AS

  • Figure Technology – perusahaan pinjaman berbasis blockchain

  • Legence – penyedia jasa teknik dan pemeliharaan

CEO IPOX, Josef Schuster, mengatakan optimisme terhadap IPO di AS masih kuat dan kemungkinan berlanjut hingga 2026, terutama untuk perusahaan teknologi dan sektor konsumer.

Baca Juga: Tarif Tinggi Trump Jadi Ancaman Produsen Mesin Kopi Starbucks Asal Swiss

Musim Gugur, Periode Sibuk Bagi IPO

Secara historis, periode pasca-Labor Day hingga akhir tahun merupakan salah satu musim tersibuk untuk IPO. Pasar biasanya kembali aktif setelah jeda musim panas, dan para pelaku pasar bergegas meluncurkan penawaran sebelum memasuki akhir tahun.

Optimisme ini turut didukung oleh debut kuat dari sejumlah perusahaan teknologi dan kripto tahun ini, seperti penerbit stablecoin Circle (CRCL.N), startup luar angkasa Firefly Aerospace (FLY.O), serta bursa kripto Bullish (BLSH.N).

Di sisi lain, indeks saham AS masih bertahan di dekat rekor tertingginya, menjadi faktor pendukung gelombang IPO baru.

Kekhawatiran Tarif Trump Mereda

Pasar IPO sempat terhenti pada April 2025 setelah pemerintahan Trump mengumumkan tarif besar-besaran terhadap sejumlah ekonomi utama dunia. Kebijakan tersebut mengguncang pasar global dan menunda rencana IPO banyak perusahaan.

Namun kini, dengan meredanya kepanikan tarif, perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menunda listing mulai melihat jendela musim gugur sebagai kesempatan untuk menguji minat investor. Meski demikian, faktor ketidakpastian politik, volatilitas suku bunga, dan risiko perang dagang tetap menjadi bayang-bayang.

Schuster menegaskan bahwa tarif Trump masih menjadi risiko mendasar bagi IPO karena berpotensi meningkatkan volatilitas pasar saham dan suku bunga.

Sektor Kripto, AI, dan Keuangan Pimpin Gelombang IPO

Menurut Jeff Zell, analis senior di IPO Boutique, sektor aset digital dan kecerdasan buatan (AI) akan memimpin gelombang IPO musim gugur ini.

Data Dealogic menunjukkan bahwa sektor keuangan menjadi motor rebound IPO tahun ini karena relatif terlindungi dari dampak langsung tarif perdagangan.

Baca Juga: Xi Jinping, Putin, dan Kim Jong Un Bertemu di Beijing: Sinyal Bentuk Aliansi Baru?

Beberapa IPO besar yang sudah berjalan antara lain:

  • Venture Global (VG.N) – perusahaan LNG dengan nilai penawaran US$1,75 miliar, terbesar tahun ini

  • CoreWeave (CRWV.O) – penyedia layanan cloud berbasis AI

  • Figma (FIG.N) – pembuat perangkat lunak desain yang populer di kalangan kreator digital

Prospek 2026: Gelombang IPO Lebih Besar?

Dengan debut IPO yang kuat, dukungan pasar saham yang solid, serta tren suku bunga yang lebih rendah, banyak analis menilai bahwa tahun 2026 berpotensi menjadi titik balik menuju gelombang IPO yang lebih luas.

“Dengan kondisi pasar yang mendukung, kita bisa melihat lebih banyak perusahaan besar akhirnya berani melantai di bursa,” kata Zell.

Selanjutnya: Akui Mobil Dipindahkan, Immanuel Ebenezer Sebut Wajar Anak-anaknya Ketakutan

Menarik Dibaca: 5 Aturan Emas Warren Buffett untuk Menghindari Jebakan Keuangan




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×