kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Generasi Milenial China Cemas dengan Kutukan 35, Apa Itu?


Senin, 28 Agustus 2023 / 07:30 WIB
Generasi Milenial China Cemas dengan Kutukan 35, Apa Itu?
ILUSTRASI. Di China, generasi milenial takut mencapai usia yang dianggap sebagai hukuman mati bagi karier mereka: 35 tahun. REUTERS/Aly Song


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KUTUKAN 35 DI CHINA - Banyak orang di seluruh dunia mungkin takut akan uban, keriput, dan stagnasi yang timbul akibat krisis paruh baya. Namun di China, generasi milenial takut mencapai usia yang dianggap sebagai hukuman mati bagi karier mereka: 35 tahun.

Melansir Business Insider, kekhawatiran ini terangkum dalam kalimat “Kutukan 35”. Ini merupakan sebuah konsep dan tagar yang menjadi viral di media sosial seperti Twitter di Tiongkok, yakni Weibo. 

Istilah ini awalnya diciptakan di media sosial untuk menggambarkan rumor PHK terhadap pekerja lanjut usia yang dilakukan oleh perusahaan teknologi besar. Namun, istilah ini kemudian menjadi begitu luas pemakaiannya sehingga bahkan dirujuk oleh para penasihat Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.

Siapa pun yang meragukan potensi kutukan tersebut hanya perlu melihat daftar pekerjaan online dan situs rekrutmen yang tak terhitung jumlahnya yang menyatakan secara eksplisit bahwa kandidat tidak boleh lebih tua dari usia tersebut, yang bahkan tidak dianggap oleh banyak ahli sebagai usia paruh baya.

“Saya takut tidak dapat mempertahankan pekerjaan saya, dan kemudian saya harus berkeliling mencari pekerjaan sambil menghadapi sifat majikan yang marah. Itu terlalu menakutkan dan membuat stres,” tulis salah satu postingan seseorang di Weibo sambil meratapi tentang "Kutukan 35".

"Hidup juga sulit. Saya lajang dan tidak punya cukup uang untuk membeli rumah. Di mana saya akan tinggal ketika saya tua? Tuan tanah tidak benar-benar menyewakan kepada orang tua. Dan sulit untuk mencari uang ketika Anda sudah tua," lanjut postingan itu. "Dalam kehidupan ini, seseorang hanya bisa mengembara tanpa tahu ke mana harus pergi."

Baca Juga: Pejabat Angkatan Laut AS: Perilaku Agresif China di Laut China Selatan Harus Dilawan

Banyak orang yang menyuarakan sentimen serupa di Weibo, dan beberapa orang mengatakan bahwa memasuki usia 35 tahun akan menjadi kemunduran besar bagi prospek karier mereka.

“Kita telah memasuki lingkaran setan. Anda terlalu tua untuk bekerja pada usia 35 tahun, namun terlalu muda untuk pensiun pada usia 60 tahun,” tulis pengguna media sosial yang lain. 

Situasi ini juga diperparah oleh fakta bahwa pemerintah China tidak mensosialisasikan kepada generasi muda untuk mendaftar pekerjaan di layanan sipil. 

Sebagian besar posisi pegawai negeri sipil di Tiongkok terbuka bagi mereka yang berusia antara 18 dan 35 tahun. Ada langkah dari Beijing untuk menaikkan batas usia perekrutan menjadi 40 tahun, namun itu hanya berlaku bagi mereka yang memiliki gelar master atau doktoral.

Baca Juga: Rusia Berharap Raih Cuan dari Larangan Ekspor Makanan Laut Jepang oleh China

“Karena negara menerapkan praktik perekrutan yang diskriminatif, pengusaha swasta mungkin merasa tidak perlu khawatir untuk melakukan hal yang sama,” jelas Tianlei Huang, peneliti di Peterson Institute for International Economics, mengatakan kepada Business Insider.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×