kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Getol Berinvestasi di Luar Negeri, Dana Pensiun Korsel Turut Menekan Kurs Won


Kamis, 21 Juli 2022 / 13:26 WIB
Getol Berinvestasi di Luar Negeri, Dana Pensiun Korsel Turut Menekan Kurs Won
ILUSTRASI. Pembelian NPS pada obligasi dan saham di luar Korsel mencapai US$ 10 miliar dalam lima bulan pertama 2022.


Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pelemahan nilai tukar mata uang Asia turut terasa pada won Korea Selatan (Korsel). Selain karena penguatan nilai tukar dolar Amerika Sreikat (AS) yang menjadi safe haven, pelemahan won juga disebabkan oleh dana lokal ke luar negeri.

Dana pensiun nasional Korsel, National Pension Service (NPS), dana pensiun nasional terbesar ketiga dunia, getol berinvestasi di saham dan obligasi di luar negeri. Tak tanggung-tanggung, data Bank of Korea menunjukkan pembelian NPS pada obligasi dan saham di luar Korsel mencapai US$ 10 miliar pada lima bulan pertama tahun ini.

Investasi ke luar negeri tersebut berarti NPS menukar won ke mata uang asing yang bisa berkontribusi pada pelemahan kurs won terhadap dolar AS. Aksi jual won oleh lembaga keuangan domestik ini terjadi di tengah defisit perdagangan Negeri Ginseng yang mencapai US$ 10,36 miliar dan penarikan dana oleh investor asing hingga US$ 12,53 miliar dari pasar modal Korsel hingga Juni.

"Di luar faktor global seperti harga minyak yang tinggi, 90% pelemahan kurs won beberapa pekan belakangan terjadi karena aliran dana keluar oleh NPS," kata salah satu diler valuta asing di bank lokal kepada Reuters.

Baca Juga: Pertahankan Suku Bunga, Bank of Japan Mengerek Target Inflasi & Pangkas Prediksi PDB

Didirikan pada tahun 1988, NPS adalah dana pensiun publik utama negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia. NPS mengelola aset 919,6 triliun won atau setara Rp 10.539 triliun. Angka ini setara dengan sekitar 40% produk domestik bruto tahunan Korea Selatan.

Aset jumbo ini menyebabkan NPS sulit menempatkan dana di dalam negeri untuk menghasilkan return tinggi. Sehingga dana pensiun ini secara agresif berinvestasi di luar negeri yang memiliki return lebih tinggi. Sementara bank sentral dan pemerintah tidak memiliki otoritas untuk menahan dana di dalam negeri. 

"Kami merespons kondisi pasar dengan melakukan lindung nilai secara strategis terhadap terhadap risiko nilai tukar mata uang asing, karena kenaikan nilai tukar USD/KRW berdampak buruk pada pengembalian atas pembelian baru pada aset luar negeri." ujar NPS pada Reuters.

Baca Juga: Korea Selatan Menargetkan Lokalisasi 50% Pasokan Bahan Baku Chip pada Tahun 2030

Otoritas valuta asing Korea Selatan menunjukkan ketidaksenangan dengan nilai tukar won yang berada di level terendah dalam 13 tahun terakhir. Won pun mencatat pelemahan paling tajam hingga 9,93% ytd dalam 14 tahun terakhir ke 1.307 per dolar AS.

Bahkan, Bank of Korea menjual dolar dan membeli won hingga US$ 8,31 miliar di kuartal pertama saja.

Penjualan won oleh NPS diperkirakan berlanjut dan makin tinggi lantaran dana pensiun ini akan terus memperluas portofolio asing. NPS menargetkan portofolio asing mencapai 50% dari total aset pada tahun 2024. Angka ini meningkat dari 44% pada akhir tahun lalu dan naik dari 27% pada lima tahun lalu.

Baca Juga: AS Memperbarui Bea Masuk Atas Baja dari China dan Jepang, Mengakhiri Bea Untuk Brasil

"Karena NPS secara konsisten meningkatkan rasio investasi asingnya, tekanan depresiasi struktural (pada won) dapat berlanjut," kata anggota dewan Bank of Korea dalam pertemuan kebijakan moneter Mei.

Seorang pejabat Kementerian Keuangan menambahkan sebagai pemain besar di pasar keuangan, NPS harus mengurangi dampaknya dan mempertimbangkan waktu pembelian mata uang asing. 

Bahkan Departemen Keuangan AS telah memperhatikan pengaruh NPS yang semakin besar. Departemen ini mengutip peningkatan aset asing NPS sekitar 60 miliar won pada tahun 2021 atau sebesar 37% didorong oleh perubahan valuasi aset.




TERBARU

[X]
×