kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Giliran Broker Tersandung Kasus ARS


Kamis, 21 Agustus 2008 / 19:06 WIB
Giliran Broker Tersandung Kasus ARS


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Kasus surat berharga auction rate securities (ARS) menyeret semakin banyak institusi. Regulator keuangan Amerika Serikat akan memeriksa sekitar 40 broker yang terlibat penjualan ARS. Dengan mengutip seorang sumber anonim, hari ini, Bloomberg menulis, Financial Industry Regulator Authority (Finra) yang mengawasi 5.100 perusahaan sekuritas AS, telah mengirim surat kepada para broker bulan ini. Mereka meminta data penjualan para broker itu.

Sebagai penyegar ingatan, sejatinya ARS merupakan salah satu jenis surat berharga, seperti obligasi korporasi atau obligasi daerah jangka panjang. Tapi, bunga ARS berubah-ubah sesuai hasil lelang. Pasar ARS di AS yang bernilai US$ 330 miliar mulai anjlok bulan Februari 2008. Pemicunya, akibat terpukul krisis kredit, bank-bank yang berperan sebagai penjual dan bandar (market maker) ARS menarik diri dari transaksi dan lelang. Alhasil, pasar ARS pun tiba-tiba menjadi tak likuid.

Sebelum Firna, Jaksa Umum New York Andrew Cuomo juga telah memeriksa beberapa bank. Hasilnya, beberapa bank-bank besar bersedia membeli kembali ARS senilai US$ 35 miliar yang mereka jual ke nasabah.

Hingga kini, baik Cuomo maupun Finra belum menemukan bukti bahwa para broker itu tetap menjual ARS meskipun tahu pasar ARS sedang kolaps.

Jaksa Umum pun Semakin Agresif

Makanya, Finra berusaha memeriksa para broker. Firna juga ingin mengetahui apakah mereka telah menjelaskan risiko ARS kepada para nasabah. Firna terutama meneliti "komunikasi" antara broker dan bank dalam lelang ARS. Sebab, ada dugaan bahwa para broker sengaja memasang posisi beli (bid) untuk mendongkrak penjualan ARS.

Cuomo sendiri juga tak kalah agresif. Rabu kemarin (21/8), ia telah memanggil beberapa broker atas tuduhan yang sama. Nama-nama besar seperti Fidelity Investment, Charles Schwab Corp., Merrill Lynch and Co Inc., dan Oppenheimer Holdings Inc. turut masuk daftar Cuomo.

Dalam suratnya kepada kepada Regional Bond Dealers Association (RBDA), Cuomo mengaku telah menemukan fakta-fakta yang mengganggu dari investigasinya soal perilaku para broker saat menjual ARS. Salah satunya, "Ada bukti yang mengindikasikan Fidelity aktif menjual ARS kepada para klien kayanya," tulis Benjamin Lawsky, asisten khusus Cuomo. Padahal, pada 15 Agustus, RBDA menyatakan, sejumlah broker dan dealer juga telah menjadi korban dari dealer-dealer yang lebih besar.

Sementara itu, bank-bank di AS masih belum bisa bebas dari kejaran Cuomo. Pada hari Rabu itu juga, kantor Cuomo menyatakan telah memasukkan tiga bank lagi ke dalam daftar pemeriksaannya. Mereka adalah Bank of America Corp., Goldman Sachs, dan Deutsche Bank AG. Cuomo juga telah memberikan peringatan kepada mereka.

Sebelumnya, ia juga telah memanggil dan memeriksa lima bank besar, yaitu Wachovia Corp., JPMorgan Chase & Co, Morgan Stanley, UBS, dan Citigroup. Hasilnya, seperti sudah disebut di awal, mereka setuju membeli kembali ARS dari nasabah ritel, yayasan, dan pengusaha kecil menengah.

Sebagai catatan, RBDA menghitung, para investor telah membeli ARS senilai US$ 60 miliar dari secondary dealer. Namun, ARS itu tidak termasuk dalam obligasi yang akan dibeli kembali oleh kelima bank tadi.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×