Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DETROIT. Masalah pelik silih berganti menghampiri General Motors Corp dan Chrysler. Kali ini, kedua produsen mobil dihadapi oleh masalah penurunan gaji karyawan. Jika tidak ada kesepakatan dalam masalah ini, boleh jadi para karyawan melakukan aksi mogok kerja.
Jika hal itu terjadi, tentu akan menjadi masalah baru tersendiri yang mengancam eksistensi perusahaan. Beberapa harian melaporkan, baik GM dan Chrysler dapat ditetapkan sebagai gagal bayar atawa default atas pinjaman dana talangan sebesar miliaran dolar dari Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Hal ini mungkin saja terjadi jika para pekerjanya melakukan pemogokan kerja. Bahkan yang lebih buruk lagi, kedua produsen mobil besar di AS ini bisa dinyatakan bangkrut oleh pengadilan setempat.
Harian Detroit Press dan Detroit News hari ini menyebutkan, pernyataan default tersebut merupakan bagian dari perjanjian yang telah ditandatangani oleh GM dengan Pemerintahan Bush pada bulan lalu untuk mendapatkan dana pinjaman sebesar US$ 13,4 miliar. Sementara itu, harian Detroit News juga melaporkan kondisi serupa yang dialami oleh Chrysler.
Sedangkan Free Press menulis, jika GM mengalami gagal bayar dalam pinjamannya, Departemen Keuangan AS dipastikan tetap akan meminta GM untuk mengembalikan pinjaman dan menyatakan bangkrut kepada otomotif terbesar AS itu.
United Auto Workers tidak termasuk dalam perjanjian tersebut. Dan hingga saat ini, serikat pekerja otomotif AS tersebut belum mengancam untuk melakukan pemogokan kerja.
Pihak serikat pekerja dan manajemen perusahaan memiliki deadline waktu hingga 17 Februari untuk mencapai kesepakatan dalam penurunan gaji karyawan.