Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dilarang di sejumlah negara, bitcoin memperoleh dukungan beberapa lembaga keuangan kakap dunia. Salah satunya, Goldman Sach Group Inc. Bank investasi yang bermarkas di New York ini sedang menjajaki peluang memperdagangkan bitcon dan mata uang digital lain.
Tujuannya membantu klien mereka yang ingin memperdagangkan uang kripto. Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana itu menuturkan, Goldman Sach sedang dalam pembicaraan dengan ahli cryptocurrency, namun belum merumuskan rencana bisnis. Goldman juga belum menentukan waktu pelaksanaan rencana itu, maupun melakukan investasi terkait perdagangan bitcoin.
Ada beberapa hal yang masih menjadi pertanyaan Goldman Sach. Antara lain soal bagaimana kebutuhan mengenal nasabah alias know your customer (KYC), serta bagaimana memahami risiko dari volatilitas mata uang digital.
Goldman Sach sendiri tak menampik rencana menyiapkan fasilitas perdagangan bitcon dan mata uang virtual lain untuk membantu kliennya. "Sebagai tanggapan terhadap minat klien terhadap mata uang digital, kami mengeksplorasi cara terbaik untuk melayani mereka di tempat tersebut," Tiffany Galvin, Jurubicara Goldman Sach dalam sebuah pernyataan tanpa menjelaskan lebih jauh.
Bank investasi lain, Morgan Stanly juga lebih terbuka dengan uang kripto. Chief Executive Morgan Stanley James Gorman mengatakan bahwa bitcoin lebih dari sekadar tren sesaat. Namun, seperti dilansir CNBC, untuk saat ini Morgan Stanley cenderung lebih fokus pada aplikasi potensial blockchain, teknologi di balik bitcoin yang menghilangkan kebutuhan perantara pihak ketiga untuk bertransaksi uang.
Pendekatan Goldman Sachs berbeda dengan CEO JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon. Bulan lalu, Dimon terang-terangan menentang bitcoin. Ia menyebut mata uang digital menimbulkan fraud atau kecurangan yang tidak akan berakhir dengan baik. Investor lain yang dihormati seperti Howard Marks malah membandingkan bitcoin dengan skema piramida.
Harga bitcoin naik berlipat di tahun ini, dari di bawah US$ 1.000 sampai sempat di atas US$ 5.000. Namun, akibat kebijakan tegas otoritas perbankan China di bulan September lalu yang melarang perdagangan bitcoin di bursa bitcoin China, meredupkan harga uang kripto itu.
Korea Selatan juga mengekor China dan melarang perdagangan bitcoin. Harga bitcoin sempat melorot ke US$ 2.000. Belakangan, harga bitcoin kembali rebound. Merujuk CoinDesk, harga bitcoin di level US$ 4.410, Senin (2/10).
Ketimbang bank Wall Street lain, Goldman lebih serius menjajaki perdagangan uang digital. "Menurut saya, ini adalah pemikiran cerdas dan perusahaan yang berpikiran lebih maju untuk terlibat dalam cryptocurrency, " kata Matthew Goetz, Managing Partner dan CEO BlockTower Capital yang juga bekas wakil presiden di Goldman Sach seperti dikutip CNBC.