Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan mendapat dorongan besar jika Demokrat yang dipimpin oleh Kamala Harris memenangkan pemilu pada November ini. Sementara menurut Goldman Sachs, kemenangan partai Republik yang dipimpin Donald Trump, output ekonomi akan terpukul pada tahun depan.
Sebab menurut Goldman Sachs, sebagian besar program dari Trump adalah meningkatkan tarif impor dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat. "Efeknya pertumbuhan lapangan kerja di bawah pemerintahan Demokrat kemungkinan lebih kuat daripada di bawah Republik," kata Goldman.
Persaingan ketat antara Harris dan Trump, dengan Demokrat unggul tipis dalam jajak pendapat nasional dan di beberapa negara bagian medan pertempuran.
Baca Juga: Pemerintah Rilis Global Bond Dual Currency, Nilainya US$ 1,8 Miliar dan EUR 750 Juta
"Kami memperkirakan bahwa jika Trump menang telak atau dengan pemerintahan yang terbagi dampak terhadap pertumbuhan dari tarif dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat akan lebih besar daripada dorongan fiskal positif, yang mengakibatkan dampak puncak terhadap pertumbuhan PDB sebesar -0,5pp pada semester II tahun depan dan akan mereda pada 2026," tulis Goldman
Jika Demokrat menang telak, Goldman Sachs memperkirakan, belanja investasi dan perluasan kredit pajak pendapatan menengah akan sedikit lebih besar karena tarif pajak perusahaan yang lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan sedikit peningkatan terhadap PDB karena tarif pajak perusahaan yang lebih tinggi, yang mengakibatkan sedikit peningkatan terhadap pertumbuhan PDB secara rata-rata selama 2025-2026.
Prospek kemenangan Trump, khususnya bersama calon wakil presidennya, tokoh garis keras China JD Vance akan mengguncang pasar .
Di bawah Harris, pertumbuhan lapangan kerja akan menjadi 10.000 per bulan lebih tinggi daripada jika Trump menang dengan pemerintahan yang terbagi. "Dimana 30.000 lebih tinggi daripada jika Republik menang telak," Goldman memperkirakan.
Sementara menurut Goldman, kemenangan Trump kemungkinan menyebabkan peningkatan tarif impor mobil dari China, Meksiko, dan Uni Eropa yang akan meningkatkan inflasi inti.