Sumber: Bloomberg | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Goldman Sachs memperkirakan, harga emas akan mencapai rekor pada tahun depan karena pembelian oleh bank sentral dan pemangkasan suku bunga The Fed.
Goldman Sachs mencantumkan emas di antara komoditas teratas yang diperdagangkan pada tahun 2025. Goldman Sachs meramalkan, harga emas dapat memperpanjang kenaikan selama masa kepresidenan Donald Trump.
"Pilih emas," kata analis Goldman Sachs termasuk Daan Struyven dalam sebuah catatan seperti dikutip Bloomberg, Senin (18/11). Ia menegaskan kembali target harga emas di level US$ 3.000 per ons troi pada Desember 2025.
Baca Juga: Harga Emas Spot Rebound Senin (18/11), Reli Dolar AS Terhenti
Penggerak struktural dari perkiraan tersebut adalah permintaan emas yang lebih tinggi dari bank sentral. Sementara peningkatan siklus akan datang dari aliran dana yang diperdagangkan di bursa saat Federal Reserve memangkas suku bunga.
Emas telah melakukan reli yang kuat tahun ini — mencapai rekor berturut-turut — sebelum melorot setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS), yang mendorong penguatan dolar AS.
Kenaikan harga emas didukung peningkatan pembelian sektor resmi, dan peralihan kebijakan The Fed ke kebijakan yang lebih longgar. Goldman menyebutkan, pemerintahan Trump juga dapat membantu mendorong harga emas batangan.
Meningkatnya ketegangan perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dapat menghidupkan kembali posisi spekulatif dalam emas, kata Goldman.
Selain itu, meningkatnya kekhawatiran atas keberlanjutan fiskal AS juga dapat membantu harga emas. Goldman Sachs mencatat bank sentral — terutama yang memegang cadangan US Treasury yang besar — dapat memilih untuk membeli lebih banyak logam mulia.
Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Minus 1,87%, Hari Ini Naik (18 November 2024)