Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google mengumumkan rencana investasi sebesar US$ 15 miliar (sekitar Rp248 triliun) dalam lima tahun ke depan untuk membangun pusat data kecerdasan buatan (AI) di negara bagian Andhra Pradesh, India bagian selatan. Langkah ini menjadi investasi terbesar Google di negara berpenduduk terbanyak di dunia tersebut.
Pengumuman ini disampaikan pada sebuah acara di New Delhi yang dihadiri oleh Menteri Teknologi Informasi dan Menteri Keuangan India. Dalam kesempatan itu, CEO Google Cloud, Thomas Kurian, menyebut pusat data di Andhra Pradesh akan menjadi “AI hub terbesar Google di luar Amerika Serikat.”
“Visi jangka panjang kami adalah mempercepat misi AI nasional India,” ujar Kurian.
Lokasi Strategis di Visakhapatnam
Pusat data tersebut akan berlokasi di kota pelabuhan Visakhapatnam, dengan kapasitas awal 1 Gigawatt. Proyek ini akan menjadi bagian penting dari ekspansi global infrastruktur Google Cloud untuk memenuhi lonjakan permintaan layanan AI di seluruh dunia.
Baca Juga: Google Luncurkan Platform Gemini Enterprise AI untuk Klien Korporasi
Secara global, Google telah berkomitmen menggelontorkan sekitar USD 85 miliar pada 2025 untuk memperluas kapasitas pusat data, seiring meningkatnya persaingan antar raksasa teknologi seperti Microsoft, Amazon, dan Meta dalam menyediakan layanan AI berskala besar.
Ketegangan Diplomatik AS–India
Langkah besar Google ini terjadi di tengah ketegangan diplomatik antara Washington dan New Delhi, terutama terkait tarif impor dan kebuntuan perundingan perdagangan.
Perdana Menteri India Narendra Modi sebelumnya mendorong boikot terhadap produk asing, sebagai respons atas tarif 50% yang diberlakukan AS terhadap barang impor asal India. Kondisi ini telah memicu sentimen anti-Amerika di kalangan pelaku bisnis dan pendukung pemerintahan India.
Meski demikian, Google dalam pernyataannya menegaskan bahwa proyek ini akan membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi kedua negara, tanpa menyinggung isu tarif tersebut.
Menurut sumber Reuters, pejabat India secara tertutup telah bertemu dengan sejumlah eksekutif perusahaan AS untuk meyakinkan bahwa India tetap berkomitmen menciptakan iklim bisnis yang kondusif, meskipun terdapat ketegangan dagang dengan Amerika Serikat.
Persaingan Ketat di Pasar Pusat Data India
India kini menjadi pasar kunci bagi infrastruktur digital global, dengan hampir 1 miliar pengguna internet aktif. Microsoft dan Amazon telah lebih dulu menggelontorkan dana miliaran dolar untuk membangun pusat data di negara tersebut.
Selain itu, dua konglomerat besar India — Gautam Adani dan Mukesh Ambani — juga mengumumkan rencana investasi besar di sektor serupa. Dalam proyek Google ini, Adani Group dan Airtel akan menjadi mitra lokal dalam membangun infrastruktur, termasuk pembangunan jalur kabel bawah laut internasional baru (subsea gateway).
Baca Juga: Mahkamah Agung AS Tolak Banding Google, Epic Games Menang dalam Kasus Play Store
Pusat data AI memerlukan daya komputasi super besar untuk menghubungkan ribuan chip dalam satu kluster. Oleh karena itu, pembangunan fasilitas seperti ini menjadi krusial untuk mendukung percepatan transformasi digital berbasis AI.
Dampak Ekonomi dan Tantangan Regulasi
Pemerintah Andhra Pradesh sebelumnya memperkirakan investasi Google ini dapat menciptakan sekitar 188.000 lapangan kerja baru di wilayah tersebut.
India merupakan pasar penting bagi Alphabet Inc., induk perusahaan Google, dengan layanan seperti YouTube yang memiliki jumlah pengguna terbanyak di dunia, serta dominasi sistem operasi Android pada ponsel pintar di negara itu.
Namun, di sisi lain, Google masih menghadapi tantangan regulasi dan gugatan hukum di India. Perusahaan ini tengah berhadapan dengan sejumlah kasus antitrust terkait praktik bisnisnya, dan baru-baru ini juga digugat oleh pasangan selebritas Bollywood yang mempermasalahkan kebijakan AI YouTube.