kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Google menghadapi masalah privasi pengguna


Sabtu, 25 Agustus 2018 / 10:08 WIB
Google menghadapi masalah privasi pengguna
ILUSTRASI. Google


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Era internet dengan segala inovasinya membuat banyak aktivitas masyarakat menjadi lebih mudah. Namun di sisi lain, digitalisasi juga diduga memudarkan batas privasi pengguna. Sebab data-data pengguna terekam dalam sistem yang tidak bisa dikontrol seluruhnya oleh pengguna. Sebuah penelitian mengungkapkan Google lewat sistem operasi Android dan Chrome selama ini mengumpulkan data lebih agresif dari yang mungkin disadari pengguna.

Penelitian terbaru Douglas C. Schmidt, seorang profesor di Vanderbilt menunjukkan, Google mengumpulkan lebih banyak data pengguna dibandingkan yang mungkin Anda sadari. Google mengumpulkan semua jenis data pengguna layanannya sepanjang hari, mulai rute jalan para pengguna hingga musik yang pengguna dengarkan. Studi ini dijalankan oleh Digital Content Next, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili penerbit digital.

Sebagian besar data itu "disimpulkan" melalui sarana pasif, termasuk informasi lokasi yang dikirim ke Google bahkan ketika orang tidak aktif menggunakan ponsel Android atau browser Chrome mereka, menurut studi yang dirilis pekan ini. Android dan Chrome adalah buatan Google dan merupakan layanan paling populer di kelasnya masing-masing.

Menurut penelitian itu, ponsel Android aktif menjalankan Chrome dengan latar belakang layanan informasi pengiriman lokasi ke Google sebanyak 340 kali selama periode 24 jam, atau sekitar 14 kali per jam. "Pada akhir hari, Google mengidentifikasi minat pengguna dengan akurasi luar biasa," tulis Schmidt dalam studi tersebut.

Ketika diminta tanggapan, Google mengatakan, laporan itu memiliki konflik kepentingan. Mengingat Schmidt adalah saksi dalam kasus hak cipta yang melibatkan Google.

"Laporan ini ditugaskan oleh kelompok pelobi profesional, dan ditulis oleh saksi untuk Oracle dalam litigasi hak cipta yang sedang berlangsung dengan Google. Jadi, tidak mengherankan jika itu mengandung informasi yang sangat menyesatkan," kata jurubicara Google dalam sebuah pernyataan email seperti dikutip Cnet.com.

Sebelumnya, Google dan Oracle terlibat dalam kasus hak cipta atas penggunaan perangkat lunak Java di sistem operasi Android. Pada bulan Maret, pengadilan banding federal Amerika Serikat (AS) membatalkan keputusan sebelumnya, yang mendukung Oracle bahwa Google melampaui prinsip penggunaan wajar ketika menerapkan Java ke sistem operasi ponselnya.

Google saat ini berada di bawah pengawasan masalah privasi. Bulan lalu, Komisi Energi dan Perdagangan AS mengirim surat ke perusahaan induk Google, Alphabet, mempertanyakan bagaimana Google mengumpulkan data melalui layanan lokasi, menara seluler, hotspot Wi-Fi dan koneksi bluetooth, terutama ketika perangkat sedang tidak aktif. Google belum menanggapi pertanyaan itu.

Pekan lalu, investigasi Associated Press menemukan bahwa layanan Google pada perangkat Android dan iPhone melacak dan menyimpan data lokasi, bahkan jika Anda mematikan riwayat lokasi di pengaturan privasi Anda (Harian KONTAN, 15 Agustus 2018) . Google kini menghadapi masalah baru.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×