kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Alarm Global Memanas, Pembatasan Ekspor Mineral Kritis China Ancam Produksi Otomotif


Rabu, 04 Juni 2025 / 10:02 WIB
Alarm Global Memanas, Pembatasan Ekspor Mineral Kritis China Ancam Produksi Otomotif
ILUSTRASI. A mining machine is seen at the Bayan Obo mine containing rare earth minerals, in Inner Mongolia, China July 16, 2011. Picture taken July 16, 2011. REUTERS/Stringer ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID. Kekhawatiran global atas dominasi China dalam rantai pasok mineral kritis melonjak pada Selasa (3/6), setelah pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Beijing mulai berdampak nyata ke sektor otomotif dunia.

Produsen mobil Jerman menyusul keluhan sebelumnya dari pelaku industri di Amerika Serikat (AS) dan India, memperingatkan bahwa larangan ekspor ini bisa memicu penundaan bahkan penghentian produksi.

Baca Juga: China Perluas Kontrol Ekspor Mineral Kritis Setelah AS Terapkan Tarif Baru

China sejak April menghentikan ekspor berbagai campuran dan magnet tanah jarang—komponen vital bagi kendaraan listrik, pesawat, semikonduktor hingga perangkat militer.

Langkah ini dinilai sebagai taktik tekanan dalam tensi dagang dengan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya telah menaikkan tarif impor barang China hingga 145% sebelum sebagian diturunkan akibat guncangan pasar.

Seretnya Izin Ekspor, Negara-Negara Desak Beijing

Pengiriman magnet tanah jarang kini macet di banyak pelabuhan China karena proses izin yang lambat.

Hal ini memicu kepanikan di ruang rapat korporasi dan ibu kota negara-negara besar seperti AS, Jepang, India, dan Eropa.

“Jika situasinya tidak segera berubah, penundaan produksi bahkan potensi penghentian produksi tidak bisa dihindari,” kata Hildegard Mueller, Ketua Asosiasi Industri Otomotif Jerman.

Baca Juga: Indonesia - Australia Bahas Peluang Kerja Sama Mineral Kritis

Delegasi bisnis Jepang dan diplomat Eropa dikabarkan sedang berupaya mengatur pertemuan darurat dengan otoritas perdagangan China.

India juga tengah merancang kunjungan eksekutif otomotif ke Beijing menyusul peringatan Bajaj Auto atas risiko terhadap produksi EV.

AS Desak Solusi, Industri Minta Aksi Nyata

Pemerintahan Trump disebut terus memantau kepatuhan China terhadap perjanjian perdagangan global.

Eks pejabat energi AS, Frank Fannon, menilai krisis ini adalah konsekuensi dari lambatnya pengembangan kapasitas produksi dalam negeri.

“Waktu terbaik untuk bertindak itu kemarin,” ujar Fannon.

Baca Juga: Mineral Kritis Jadi Alat Tawar Indonesia dengan AS, Perhapi Bilang Begini

“Kita butuh pendekatan seluruh pemerintahan untuk mengamankan pasokan.”

Sebelumnya, aliansi produsen otomotif AS yang mewakili GM, Toyota, Volkswagen, hingga Hyundai telah memperingatkan bahwa tanpa akses magnet tanah jarang, produksi berbagai komponen penting kendaraan bisa lumpuh.

Selanjutnya: Classover Siapkan Dana Rp8 Triliun untuk Beli Solana, Saham Melejit 46%

Menarik Dibaca: 10 Daun Obat Penurun Kolesterol Tinggi Alami, Ada Daun Kelor




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×