Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengumumkan pembatasan ekspor terhadap lima logam yang digunakan di sektor pertahanan, energi bersih, dan industri lainnya pada Selasa (4/2).
Langkah ini hanya beberapa menit setelah tarif tambahan 10% terhadap barang-barang China yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump mulai diterapkan.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil di US$2.809,91 pada Selasa (4/2) Sore
Pembatasan ini merupakan langkah terbaru China sejak 2023 untuk memanfaatkan dominasinya dalam penambangan dan pemrosesan mineral kritis yang digunakan dalam berbagai produk, mulai dari ponsel pintar dan baterai mobil listrik hingga rudal inframerah dan amunisi.
Namun, aturan baru ini tidak sampai pada larangan ekspor total, seperti yang pernah diterapkan China terhadap AS sebelumnya.
Langkah ini menunjukkan respons Beijing yang lebih terukur terhadap putaran terbaru ketegangan perdagangan dengan Washington.
Baca Juga: Perang Dagang Memanas! China Hantam Balik Tarif Trump
Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa lisensi kini diperlukan untuk mengekspor tungsten, tellurium, bismut, indium, molibdenum, serta produk terkait guna "melindungi kepentingan keamanan nasional".
Logam-logam ini memiliki berbagai kegunaan, termasuk dalam panel surya hingga peluru artileri.
Pasar telah berspekulasi bahwa China akan memperluas kontrol ekspor terhadap logam seperti tungsten sejak keputusannya pada Desember lalu untuk melarang ekspor antimon dan material lainnya ke AS, menurut Jessica Fung, Kepala Konsultasi di Project Blue.
Langkah ini kemungkinan akan menyebabkan lonjakan harga di luar China, tambahnya.
Baca Juga: Donald Trump Jadi Sumber Ketidakpastian Global, Efek Negatifnya Menjalar Kemana-mana
Indeks yang melacak harga senyawa tungsten dan indium di luar China telah mencapai level tertinggi dalam satu dekade atau lebih pada akhir Januari, sebelum pembatasan ini diumumkan.
Pengalaman dari putaran pembatasan ekspor sebelumnya menunjukkan bahwa ekspor biasanya langsung turun drastis karena perusahaan harus mengajukan lisensi ekspor, sebuah proses yang memakan waktu sekitar enam minggu.
Namun, dalam kasus sebelumnya, pengiriman akhirnya pulih, meskipun secara perlahan, setelah lisensi diberikan.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Pasar Mengalami Crash, Ini Waktu Terbaik Menjadi Kaya!
Masih belum jelas apakah pengiriman yang ditujukan ke AS akan memenuhi syarat untuk mendapatkan lisensi.
AS sendiri telah menghentikan penambangan tungsten sejak 2015 dan tidak lagi memproduksi bismut olahan sejak 1997, sehingga sepenuhnya bergantung pada impor untuk kedua logam tersebut.