Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi memberlakukan tarif sebesar 10 persen terhadap impor asal China pada Selasa, sebagai bagian dari kebijakan perdagangan yang lebih ketat.
Keputusan ini ditandatangani oleh Presiden AS, Donald Trump, pada Sabtu sebelumnya, dengan alasan utama mengurangi defisit perdagangan dan menekan arus masuk fentanyl ke negara tersebut.
Sebagai respons atas kebijakan ini, China mengumumkan langkah balasan dengan mengenakan tarif tambahan terhadap berbagai produk impor dari AS.
Baca Juga: Trump Buat Geger! Tarif Impor Meroket, Nasib Otomotif AS Terancam
China Berlakukan Tarif Baru terhadap Produk AS
Kementerian Keuangan China mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mulai 10 Februari, China akan menerapkan tarif sebagai berikut:
-
15 persen terhadap impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS.
-
10 persen terhadap impor minyak mentah, mesin pertanian, dan kendaraan bermesin besar dari AS.
Kebijakan tarif ini dipandang sebagai langkah strategis China dalam menghadapi tekanan ekonomi dari AS serta mempertahankan keseimbangan dalam neraca perdagangan kedua negara.
Dampak Kebijakan Tarif bagi Hubungan Perdagangan AS-China
Keputusan sepihak AS untuk menaikkan tarif terhadap produk China telah menuai kritik tajam dari Beijing. Dalam pernyataannya, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington menyatakan bahwa tindakan AS:
"Serius melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan merupakan bentuk proteksionisme yang unilateral."
Lebih lanjut, China menilai bahwa kebijakan ini akan merusak fondasi kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara, yang selama ini menjadi pilar utama dalam hubungan bilateral AS-China.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Pasar Mengalami Crash, Ini Waktu Terbaik Menjadi Kaya!
Bagaimana Tarif Mempengaruhi Ekonomi dan Konsumen?
Tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang impor yang umumnya dibebankan kepada perusahaan pengimpor di negara tujuan. Dalam konteks ini, bisnis di AS yang mengimpor produk dari China akan menghadapi kenaikan biaya, yang dapat diteruskan kepada konsumen melalui harga yang lebih tinggi.
Beberapa dampak utama dari kebijakan tarif ini meliputi:
-
Kenaikan harga barang konsumsi – Produk yang bergantung pada bahan baku atau komponen dari China akan mengalami peningkatan biaya produksi.
-
Tekanan bagi industri manufaktur – Banyak perusahaan AS yang menggunakan bahan baku dari China dalam rantai pasoknya akan menghadapi lonjakan biaya operasional.
-
Gangguan dalam rantai pasok global – Kebijakan tarif dapat mengubah pola perdagangan internasional dan memaksa perusahaan mencari sumber alternatif.