Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SAN FRANCISCO. Google Inc memantapkan niatnya sebagai perusahaan teknologi masa depan. Raksasa teknologi Sillicon Valley tersebut baru saja meneken kontrak kerjasama dengan Badan Nasional Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).
Google mengontrak lahan kosong milik NASA selama 60 tahun mendatang. Lahan kosong yang masih berada di kawasan Sillicon Valley itu merupakan lahan bekas bandara milik NASA yang disebut sebagai Hangar One. "Google menyewa hanggar tersebut senilai US$ 1,16 miliar," tulis NASA seperti dikutip USA Today, Selasa (11/11). Dengan duit sebesar itu, Google berhak menggunakan lahan eks bandara seluas 350.000 meter persegi.
Penandatanganan kontrak lahan ini menandai peresmian kontrak antara Google dengan NASA yang telah diproses sejak awal tahun ini. Sejatinya, Google membutuhkan lahan besar untuk pengembangan anak usahanya, Planetary Ventures LLC.
Anak usaha Google ini bakal menempati Hangar One untuk melakukan penelitian teknologi masa depan. Misal, pengembangan teknologi luar angkasa, penerbangan, robotik dan teknologi masa depan lain.
Google memilih Hangar One karena hanya berjarak tiga mil dari markas Google di Mountain View, California. Rencananya, Google bakal menyuntikkan dana lebih dari US$ 200 juta untuk membangun fasilitas penelitian di atas lahan Hangar One.
Google juga akan membangun fasilitas edukasi yang terbuka bagi publik. Fasilitas edukasi ini menunjukkan peran teknologi dalam mengukir sejarah Silicon Valley sebagai kiblat teknologi dunia.
Bisnis masa depan
Ketika perusahaan teknologi fokus menggarap bisnis ponsel pintar (smartphone), Google tengah asyik memperbesar jejaring bisnis masa depan. Di pengujung 2013, Google membeli perusahaan robot Boston Dynamics.
Boston memproduksi robot berbentuk binatang berbasiskan sistem operasi Android. Dalam setahun terakhir, Google bahkan telah membeli delapan perusahaan pembuat robot.
Ekspansi Google juga merambah bisnis luar angkasa. Pada awal Juni 2014 lalu, Google mengakuisisi perusahaan satelit Skybox Imaging senilai US$ 500 juta. Satelit Skybox dirancang untuk membantu Google menyempurnakan kualitas gambar pada layanan peta Google Map.
Langkah Google disusul Amazon yang merogoh kocek US$ 775 juta untuk membeli Kiva Systems Inc. Robot Kiva berfungsi memindahkan barang pada gudang produksi makanan dan mobil.