Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Google akan menginvestasikan US$ 550 juta di pusat bisnis e-commerce Cina, JD.com, sebagai bagian dari upaya perusahaan internet AS itu memperluas kehadirannya di pasar Asia yang tumbuh cepat dan rival pertempuran termasuk Amazon.com.
Kedua perusahaan menggambarkan investasi yang diumumkan pada hari Senin (18/6) tersebut sebagai salah satu bagian kemitraan lebih luas yang akan mencakup promosi produk JD.com di layanan belanja Google.
Investasi ini dapat membantu JD.com berkembang di luar basisnya di China dan Asia Tenggara, serta membangun kehadiran yang lebih signifikan di pasar AS dan Eropa. Saham JD.com yang terdaftar di AS langsung naik 0,4% ke US$ 43,76 di Nasdaq setelah pengumuman ini.
Sebelum Google, investor JD.com mencakup perusahaan media sosial Cina Tencent Holdings Ltd, saingan utama pemimpin e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd, dan Walmart Inc.
Kemitraan ini tidak hanya memungkinkan Google meningkatkan ambisi ritelnya di China, tetapi juga memungkinkannya lebih mempererat hubungan dengan Walmart. Bersama-sama, kedua perusahaan itu dapat menantang dominasi Amazon dan Alibaba di pasar-pasar utama di seluruh dunia, kata para analis.
Tahun lalu Google telah bermitra dengan Walmart di berbagai bidang. Pada bulan Agustus 2017, kedua perusahaan bergabung menawarkan ratusan ribu item Walmart di platform Asisten Google yang dikontrol suara Google untuk melawan dominasi Amazon di pasar belanja suara.
Pada bulan Maret, Reuters melaporkan program baru di mana Google bekerja sama dengan pengecer seperti Walmart, memungkinkan mereka mendaftarkan produk mereka di Google Search, serta di layanan belanja Google Express agar bisa lebih bersaing dengan Amazon.
Google akan mendapatkan 27,1 juta saham biasa baru JD.com Kelas A sebagai bagian dari kesepakatan. Ini akan memberi mereka kurang dari 1% saham di JD, kata juru bicara JD.
Analis Morningstar Chelsey Tam mengatakan, investasi ini akan membantu JD.com berkembang ke pasar-pasar maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, di mana ia memiliki paparan yang lebih rendah dibandingkan dengan Google.
"Kemitraan dengan Google ini membuka berbagai kemungkinan untuk menawarkan pengalaman ritel yang unggul kepada konsumen di seluruh dunia," kata Jianwen Liao, chief strategy officer JD.com, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.
"Selain itu, investasi tersebut juga dapat memberi Google akses ke lebih banyak data konsumen, yang dapat digunakan untuk meningkatkan penggunaan Google Shopping," kata analis Morningstar, Ali Mogharabi.
Seperti diketahui, Google gencar meningkatkan investasinya di seluruh Asia, di mana kelas menengah berkembang pesat, sementara infrastruktur di bidang ritel, keuangan, dan area lainnya masih minim. Kondisi ini menjadikan Asia sebagai medan perang bagi raksasa internet AS dan China. Google baru-baru ini mengambil saham di perusahaan Indonesia, Go-Jek. Menurut sumber Reuters, Google juga tengah berupaya menanam investasi pada perusahaan e-commerce India, Flipkart.