kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.461   7,00   0,04%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Grab kena denda S$ 10 ribu perihal kebocoran data pribadi di Singapura


Selasa, 15 September 2020 / 18:42 WIB
Grab kena denda S$ 10 ribu perihal kebocoran data pribadi di Singapura
ILUSTRASI. FILE PHOTO: People wait for the start of Grab's fifth anniversary news conference in Singapore June 6, 2017. REUTERS/Edgar Su/File Photo


Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pengawas privasi Singapura, Komisi Perlindungan Data Pribadi (PDPC) mendenda aplikasi layanan taksi online GrabCar sebesar S$10 ribu. GrabHitch - unit bisnis startup Grab dinilai telah melakukan update aplikasi yang membuat data bocor dan mengancam penyalahgunaan data pribadi.

Dalam keterangan resmi yang dirilis 10 September 2020, PDPC menyebutkan pembaharuan aplikasi itu membuat sejumlah data pengguna dan driver berisiko diakses secara tidak sah. Hal ini termasuk pelanggaran keempat dari peraturan privasi data dan tergolong penyebab kekhawatiran yang signifikan.

Meski pembaruan aplikasi terebut hanya berlangsung selama 40 menit
karena Grab langsung mengembalikan ke aplikasi versi sebelumnya dan mengambil langkah korektif.

Baca Juga: Alibaba investasi US$ 3 miliar di Grab sekaligus akuisisi saham Uber?

 “Bisnis perusahaan melibatkan pemrosesan data pribadi dalam jumlah besar setiap harinya. Ini menjadi penyebab kekhawatiran yang signifikan” kata Wakil Komisaris PDPC Yeong Zee Kin dalam keterangan resmi, dikutip dari channelnewsasia.com, Selasa (15/9).

Pada 30 Agustus 2019, GrabCar melaporkan kepada PDPC bahwa data profil 5.651 pengemudi GrabHitch terpapar risiko akses tidak sah oleh pengemudi GrabHitch lainnya lewat aplikasi Grab. Setelah ditelisik penyebabnya adalah pembaruan pada aplikasi di hari yang sama.

"Pembaruan ini bertujuan untuk mengatasi potensi kerentanan yang ditemukan dalam aplikasi Grab," ujar Yeong.

Dia menjelaskan URL (uniform resource locator) antar muka pemrograman aplikasi tersebut memungkinkan pengemudi GrabHitch untuk mengakses data mereka. Melalui itu, pengemudi dapat melihat ID pengguna, sehingga berpotensi untuk dimanipulasi dan digunakan untuk mengakses data pengemudi lain.

Untuk memperbaiki risiko tersebut, perseroan melakukan pembaruan dan menghapus ID pengguna dari URL. Kemudian, ID pengguna tersebut disingkat menjadi "pengguna/profil" dengan kode statik (hard-coded).




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×