Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengumpulkan cadangan persenjataan lebih dari 1.000 rudal jarak jauh.
Melansir The Straits Times yang mengutip surat kabar Yomiuri, proyektil yang memiliki jangkauan 500 km hingga 5.500 km, akan dikerahkan terutama di Kepulauan Nansei dan Kyushu.
Dengan melakukan hal itu, Jepang berusaha untuk menutup "celah rudal" dengan China, yang memiliki sekitar 300 rudal berbasis laut dan 1.900 rudal berbasis darat.
Jepang memulai program beberapa tahun lalu untuk meningkatkan kemampuan misilnya dalam menghadapi potensi ancaman dari China dan Korea Utara.
Laporan terbaru tentang skala potensi persediaan Jepang mengikuti latihan militer China baru-baru ini di perairan dan wilayah udara di sekitar Taiwan setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu.
Jepang juga berencana untuk meningkatkan dan memperluas kemampuan rudal permukaan-ke-kapal Tipe 12 yang diproduksi di dalam negeri yang dikerahkan oleh Pasukan Bela Diri Darat untuk menghantam objek-objek yang jauhnya lebih dari 1.000 km, Yomiuri melaporkan.
Baca Juga: Taipei Belum Terima Undangan, Seoul Berharap Menghadiri Pertemuan Chip 4
Melansir Nikkei Asia, dengan ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut, Kementerian Pertahanan akan memajukan satu tahun anggaran pertahanan dari sebelumnya tahun fiskal 2024 menjadi tahun fiskal 2023.
Disebutkan pula, saat ini, Kementerian sedang mencari anggaran rekor lebih dari 5,5 triliun yen (US$ 40 miliar) untuk tahun fiskal berikutnya, dengan jumlah yang kemungkinan akan membengkak lebih lanjut setelah biaya yang tidak ditentukan untuk sekitar 100 item diselesaikan.
Dalam membuat perkiraannya, pemerintah Jepang meneliti jumlah rudal, dan anggaran yang dibutuhkan untuk melawan rudal China, berdasarkan asumsi bahwa Beijing memiliki sejumlah besar rudal yang dapat digunakan untuk menyerang Jepang.
Baca Juga: Taiwan Pamerkan Kemampuan Sistem Anti-Pesawat, Siap Bekerja 24 Jam Sehari
Kerangka rudal, dan beberapa materi dengan label harga yang belum ditentukan, akan dibahas selama peninjauan tiga dokumen terkait keamanan, termasuk Strategi Keamanan Nasional, yang dijadwalkan akan diperbarui pada akhir 2022.
"Sebagai negara kepulauan, Jepang akan diserang dari jauh. Jadi perlu memiliki sejumlah rudal untuk melakukan serangan balik," jelas Itsunori Onodera, yang mengepalai Komisi Riset Keamanan Nasional Partai Demokrat Liberal, mengatakan pada program Fuji TV, Minggu.
Permintaan anggaran Kementerian Pertahanan untuk tahun fiskal 2023, ditetapkan di atas anggaran 5,49 triliun yen, merupakan yang tertinggi yang pernah dibuat pada tahun fiskal 2021. Hal itu mencerminkan keinginan pemerintah Jepang untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara dan sistem tak berawak seperti drone.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada konferensi pers pada 10 Agustus menyebut perombakan kemampuan pertahanan sebagai masalah paling penting untuk sisa tahun ini. Dia juga menambahkan bahwa dirinya akan melakukan upaya bersama untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang skala anggaran dan mengamankan sumber keuangan.