Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - KAIRO. Sudan menyepakati pinjaman dari Arab sebesar US$ 300 juta ketika pemerintah tengah berjuang untuk mengatasi krisis ekonomi dan hampir selama tiga bulan terjadi protes jalanan.
Dilansir dari Reuters, Minggu (17/3) Kementerian Keuangan Sudan menyetujui pinjaman sebesar US$ 230 juta dari dana moneter Arab yang berbasis di Abu Dhabi untuk mendukung neraca pembayaran. Kesepakatan pinjaman kedua sebesar US$ 70 juta ditandatangani dari program pembiayaan perdagangan Arab, yang termasuk dari dana moneter Arab.
Kesepakatan itu ditandatangani saat Presiden Omar al-Bashir dan pejabat lainnya termasuk gubernur bank sentral Sudan dan Direktur Jenderal Dana Moneter Arab Abdulrahman Al Hamidy di ibukota, Khartoum.
Krisis ekonomi yang memburuk di Sudan memicu demonstrasi terus-menerus sejak 19 Desember 2018, di mana pengunjuk rasa menuntut Bashir lengser dari kursi Presiden, setelah tiga dekade memerintah Sudan.
Pemerintah memperbanyak jumlah uang beredar, yang berdampak pada peningkatan tingkat inflasi menjadi lebih dari 70% sebelum akhir 2019. Namun tingkat inflasi melambat menjadi di bawah 50% pada Januari dan Februari 2019, menurut angka resmi pemerintah.
Para diplomat mengatakan pemerintah telah berjuang untuk mengumpulkan dana baru dari luar negeri demi menjaga ekonomi tetap stabil.