Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KYIV. Ukraina menyatakan, pasukannya merebut kembali lebih dari 20 kota dan desa hanya dalam satu hari terakhir, setelah Rusia mengakui telah meninggalkan Izium, benteng utamanya di timur laut Ukraina.
"Membawa mereka (lebih dari 20 kota dan desa) di bawah kendali penuh dan langkah-langkah stabilisasi sedang dilakukan," kata Staf Umum Militer Ukraina tentang pemukiman yang baru pasukannya rebut kembali, Senin (12/9), seperti dikutip Reuters.
Ketika ribuan tentaranya meninggalkan posisi mereka, termasuk persediaan amunisi dan peralatan yang sangat besar, Rusia menembakkan rudal ke pembangkit listrik pada Minggu (11/9), menyebabkan pemadaman listrik di Kharkiv, Poltava, juga Sumy.
Ukraina mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai pembalasan terhadap sasaran sipil atas keberhasilan militernya yang merebut kembali 20 kota dan desa di timur laut.
Baca Juga: AS Ajak Sekutunya Meningkatkan Produksi Senjata Demi Bantu Ukraina
Pada Senin (11/9) pagi, wartawan Reuters di Kharkiv melkaporkan, listrik kembali menyala, meskipun air belum. Gubernur Kharkiv mengatakan, listrik telah pulih hingga 80 persen.
Sementara Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan, Rusia mungkin telah memerintahkan pasukannya untuk mundur dari semua Wilayah Kharkiv di sebelah barat Sungai Oskil, meninggalkan rute pasokan utama yang menopang operasi Rusia di timur Ukraina.
Staf Umum Militer Ukraina mengungkapkan, pasukan Rusia telah meninggalkan Kota Svatove di Wilayah Luhansk, sekitar 20 km arah timur Oskil. Hanya, Reuters tidak bisa mengkonfirmasi klaim ini.
Baca Juga: Situasi Terkini Perang Rusia-Ukraina Menjelang Bulan Ketujuh
Kementerian Pertahanan Inggris menambahkan, pasukan Rusia juga berjuang untuk membawa pasukan cadangan ke garis depan di selatan Ukraina.
Di wilayah itu, Ukraina mengalami kemajuan besar di Kherson yang bertujuan untuk mengisolasi ribuan tentara Rusia di tepi barat Sungai Dnipro.
"Mayoritas pasukan (Rusia) di Ukraina kemungkinan besar dipaksa untuk memprioritaskan tindakan defensif darurat," kata Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dilansir Reuters.
"Keberhasilan Ukraina yang cepat memiliki implikasi signifikan bagi keseluruhan desain operasional Rusia," tambah Kementerian Pertahanan Inggris.