kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Harapan Nissan Kandas, Elon Musk Tak Akan Jadi Penyelamat yang Dinanti!


Minggu, 23 Februari 2025 / 21:31 WIB
Harapan Nissan Kandas, Elon Musk Tak Akan Jadi Penyelamat yang Dinanti!
ILUSTRASI. Nissan saat ini tengah mencari penyelamat di tengah keterpurukan finansialnya. Namun, harapan bahwa Tesla akan menjadi penyelamat tersebut pupus . REUTERS/Aly Song


Sumber: Business Insider,Yahoo Finance | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nissan saat ini tengah mencari penyelamat di tengah keterpurukan finansialnya. Namun, harapan bahwa Tesla akan menjadi penyelamat tersebut segera pupus setelah Elon Musk secara tegas membantah ketertarikan Tesla untuk berinvestasi di perusahaan otomotif Jepang tersebut.

Pada Jumat (23/2), saham Nissan melonjak 9,5% setelah muncul laporan bahwa Tesla sedang didekati untuk menjadi investor. Laporan yang dimuat Financial Times mengklaim bahwa sekelompok investor Jepang dan mantan politisi berencana mendekati Tesla guna membahas potensi investasi.

Salah satu alasan utama pendekatan ini adalah anggapan bahwa Tesla mungkin tertarik untuk membeli pabrik Nissan di Amerika Serikat guna meningkatkan produksi domestik di tengah ancaman tarif baru terhadap impor kendaraan yang diusulkan oleh pemerintahan Trump.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan Potensi Krisis Ekonomi Besar dan PHK Massal

Namun, spekulasi ini segera ditepis oleh Elon Musk. Dalam unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter), Musk menegaskan, "Pabrik Tesla ADALAH produknya." Ia juga menambahkan bahwa lini produksi Cybercab Tesla sangat berbeda dari industri otomotif pada umumnya, sehingga kecil kemungkinan Tesla akan tertarik mengambil alih fasilitas produksi Nissan.

Mantan anggota dewan Tesla, Hiro Mizuno, yang disebut dalam laporan Financial Times, juga membantah keterlibatannya dalam upaya pendekatan kepada Tesla. Ia menegaskan bahwa desain pabrik Tesla sangat unik sehingga akuisisi fasilitas Nissan tidak akan efisien bagi perusahaan yang dipimpin Musk itu.

Krisis Keuangan Nissan Semakin Parah

Laporan mengenai upaya mencari investor ini mencerminkan betapa mendesaknya situasi yang dihadapi Nissan. Pada Jumat yang sama, lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat kredit Nissan ke status "junk" atau tidak layak investasi.

Langkah ini menyusul kegagalan rencana merger senilai US$ 50 miliar dengan Honda, yang diumumkan batal pekan sebelumnya.

Nissan saat ini menghadapi tekanan berat di pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Persaingan ketat dengan produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok serta lini kendaraan hibrida yang kurang kompetitif telah menyebabkan penurunan drastis dalam penjualan.

Baca Juga: Terungkap! Kenapa Harga Mobil China Bisa Murah? Ini Penjelasan Jaecoo

Keuangan perusahaan juga dalam kondisi yang mengkhawatirkan, dengan proyeksi kerugian tahunan mencapai 80 miliar yen (sekitar US$ 519 juta) berdasarkan laporan keuangan terbaru.

Dalam upaya menyelamatkan perusahaan, CEO Nissan, Makoto Uchida, mengumumkan langkah-langkah pemangkasan biaya, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 karyawan secara global serta pengurangan produksi kendaraan. Ia menegaskan bahwa Nissan akan mengeksplorasi berbagai opsi penyelamatan tanpa batasan.

Salah satu pihak yang disebut-sebut sebagai calon investor potensial adalah Foxconn, produsen iPhone terbesar dunia. Namun, belum ada kepastian mengenai potensi investasi tersebut.

Mengapa Tesla Tidak Tertarik?

Banyak analis berpendapat bahwa ketertarikan Tesla untuk mengambil alih pabrik Nissan di Tennessee dan Mississippi adalah sesuatu yang tidak realistis.

Tesla memiliki teknologi produksi canggih seperti gigacasting—proses pencetakan komponen kendaraan dalam ukuran besar menggunakan mesin press raksasa—yang sangat berbeda dari metode produksi Nissan. Mengonversi pabrik Nissan agar sesuai dengan sistem produksi Tesla akan memakan biaya besar dan menghadapi banyak tantangan teknis.

Baca Juga: Merger dengan Honda Gagal! CEO Nissan: Masa Depan Perusahaan di Ujung Tanduk

Selain itu, Tesla saat ini tengah mengubah strateginya dengan lebih fokus pada kendaraan otonom dan robotika. Elon Musk telah mengalihkan perhatian perusahaan dari produksi massal kendaraan listrik ke arah pengembangan Cybercab tanpa kemudi serta robot Optimus.

Pada Mei tahun lalu, Tesla juga diam-diam membatalkan target produksi 20 juta unit kendaraan per tahun. Reuters melaporkan bahwa Tesla bahkan telah menghentikan rencana produksi mobil listrik murah seharga US$ 25.000, meskipun Musk tetap menyatakan bahwa model terjangkau masih akan diluncurkan tahun ini.

Di sisi lain, Tesla sendiri juga menghadapi tantangan berat. Perusahaan mencatat penurunan penjualan tahunan pertama dalam sejarahnya pada 2023. Selain itu, kebijakan pemerintahan Trump yang berencana mencabut insentif bagi kendaraan listrik menambah ketidakpastian dalam industri EV di Amerika Serikat.

Selanjutnya: Adi Sarana Armada (ASSA) Perkuat Bisnis Logistik Tahun Ini

Menarik Dibaca: Shopee Gelar Ramadan Competition Bagi Konten Kreator, Berhadiah THR Rp 10 Miliar



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×