Sumber: CNN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. NEW YORK. Pamor mata uang kripto (cryptocurrency) bitcoin makin bersinar di tengah pandemi Covid-19. Lihat saja, harga bitcoin saat ini sudah mencapai US$ 11.500 atau setara hampir Rp 170 juta (dengan asumsi kurs Rp 14.700 per dollar AS). Ini merupakan level tertinggi sejak satu tahun terakhir.
Melansir CNN, sejak awal tahun 2020, harga bitcoin sudah menguat 60% sampai saat ini. Kenaikan harga bitcoin lebih tinggi lagi bila dihitung sejak Maret 2020, yakni meroket hingga 180%. Pada waktu itu, harga terendah bitcoin Maret mencapai US$ 4.000.
Sejumlah analis menilai, salah satu penyebab utamanya adalah pelemahan dollar AS. Jika dilihat, posisi dollar terus tertekan dalam beberapa bulan terakhir seiring eskpektasi pasar terhadap kebijakan The Federal Reserve. Bank sentral AS itu diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 0%, guna merespon imbas pandemi Covid-19.
Baca Juga: Tokocrypto resmi perdagangkan token Waves
"Ini merupakan langkah menuju keamanan," ujar Kepala Strategi Produk untuk TradeStation Crypto James Putra, seperti yang dikutip dari CNN, Kamis (13/8/2020).
Menurut Putra, investor melihat bitcoin sebagai safe haven meski pergerakannya masih tidak stabil di tengah pelemahan dollar AS yang tengah terjadi. Yang menjadi catatan, Putra menyoroti faktor keamanan bitcoin yang berpotensi membuat beberapa investor cemas.
Baca Juga: Bitcoin dalam Tren Bullish, Kini Menguji US$ 13.000 per BTC
Misalnya saja, aksi peretasan dan keamanan bitcoin yang bisa membuat adopsi cryptocurrency secara massal menjadi proposisi yang sulit bagi konsumen dan investor rata-rata. Belum lama ini, misalnya, terjadi aksi peretasan Twitter di mana sejumlah pesohor dunia seperti Elon Musk, Bill Gates, Joe Biden, Kim Kardashian West, dan akun terverifikasi lainnya, mempromosikan penipuan mata uang kripto.