Sumber: CoinDesk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan ke level terendah dalam tiga bulan terakhir, memicu aksi beli dari para trader di Kraken, salah satu dari 10 bursa kripto terbesar di dunia.
Menurut Alexia Theodorou, Head of Derivatives di Kraken, para trader mulai mengambil posisi beli meskipun harga BTC terus melemah.
Penurunan Bitcoin dan Sentimen Pasar
Pada Senin malam, harga BTC turun di bawah US$88.000, seiring dengan meningkatnya sentimen penghindaran risiko di Wall Street. Penurunan ini terjadi ketika Nasdaq futures menunjukkan pelemahan, sementara yen Jepang—yang sering dianggap sebagai aset safe haven—menguat terhadap dolar AS serta mata uang komoditas seperti dolar Australia.
Baca Juga: Bitcoin Longsor di Kisaran US$89.000, Dua Faktor Ini Menjadi Penyebabnya
Faktor lain yang memicu penurunan ini adalah lonjakan posisi terbuka pada kontrak berjangka Bitcoin di Binance, yang meningkat sebesar US$1 miliar. Kenaikan ini kemungkinan besar disebabkan oleh trader yang membuka posisi short, mengantisipasi penurunan harga yang lebih dalam.
Aksi 'Buy the Dip' di Kraken
Di tengah tekanan jual, trader di Kraken justru melihat peluang untuk membeli Bitcoin di harga rendah. Theodorou mengungkapkan bahwa rasio long-short BTC di Kraken naik ke rekor tertinggi 0,8, menandakan peningkatan aktivitas beli.
"Meskipun harga Bitcoin turun di bawah US$90K, Kraken mencatat lonjakan jumlah trader yang membuka posisi long di pasar perpetual BTC," kata Theodorou. "Rasio long-short mencapai rekor tertinggi sekitar 0,8, sementara open interest mencapai level tertinggi dalam empat minggu terakhir. Ini menunjukkan bahwa trader mengantisipasi pemulihan harga dan mulai 'buy the dip'."
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Jika Bitcoin Jatuh, Saya akan Serok Sebanyak Mungkin!
Risiko dan Potensi Long Squeeze
Meskipun meningkatnya aktivitas beli di Kraken menjadi sinyal positif bagi pasar bullish, rasio long-short yang masih berada di bawah 1 menunjukkan bahwa posisi short tetap lebih banyak dibandingkan long. Theodorou memperingatkan bahwa pasar masih memiliki leverage yang cukup tinggi, yang dapat memicu pergerakan turun lebih lanjut jika terjadi likuidasi besar-besaran.
"Meskipun rasio long-short ini mencerminkan sentimen positif di pasar, tingkat likuidasi masih berada dalam level normal. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kelebihan leverage dalam sistem, yang berpotensi menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam bentuk long squeeze dalam waktu dekat," jelasnya.