kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Robert Kiyosaki: Jika Bitcoin Jatuh, Saya akan Serok Sebanyak Mungkin!


Minggu, 23 Februari 2025 / 14:26 WIB
Robert Kiyosaki: Jika Bitcoin Jatuh, Saya akan Serok Sebanyak Mungkin!
ILUSTRASI. Penulis buku keuangan terkenal Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali menegaskan pandangannya yang bullish terhadap Bitcoin.


Sumber: Economic Times | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis buku keuangan terkenal Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali menegaskan pandangannya yang bullish terhadap Bitcoin.

Pada Jumat (22/2), ia menyatakan bahwa dirinya akan "memborong" lebih banyak Bitcoin jika terjadi kejatuhan pasar yang mengakibatkan harga aset kripto itu turun drastis.

Bitcoin Jadi Aset Paling Cepat Pulih dari Krisis

Dalam pernyataannya di platform X (sebelumnya Twitter), Kiyosaki memperingatkan akan adanya kehancuran besar di berbagai kelas aset, termasuk saham, obligasi, real estat, emas, perak, dan cryptocurrency. Menurutnya, Bitcoin akan menjadi aset yang paling cepat bangkit dari kehancuran yang ia sebut sebagai "Everything Bubble."

"Jika harga Bitcoin jatuh, saya akan memborong lebih banyak," tulis Kiyosaki.

Ia tetap berpegang pada pandangannya bahwa Bitcoin adalah lindung nilai terbaik terhadap ketidakstabilan ekonomi dan inflasi yang terus meningkat.

Bitcoin Bertahan di Atas Level Kunci $95.000

Pernyataan Kiyosaki datang saat Bitcoin (BTC/USD) diperdagangkan di angka $98.420, naik 1,5% pada Jumat dan masih bertahan di atas level support krusial $95.000. Namun, Bitcoin menghadapi hambatan signifikan dalam menembus level resistensi yang lebih tinggi, sehingga pergerakannya tetap terbatas dalam kisaran sempit.

Sejak awal 2000-an, Kiyosaki dikenal sering memperingatkan kemungkinan krisis keuangan besar. Bahkan, pada bulan lalu, ia memprediksi bahwa "kejatuhan pasar saham terbesar dalam sejarah" akan terjadi pada Februari 2025. Ia memperkirakan aksi jual besar-besaran di pasar saham dan obligasi, yang akan memicu ketidakstabilan ekonomi.

Sebagai kritikus utama mata uang fiat, Kiyosaki menganggap Bitcoin sebagai "uang rakyat," sementara emas dan perak disebutnya sebagai "uang Tuhan." Ia terus mendorong investor untuk beralih ke aset-aset tersebut sebagai bentuk perlindungan dari gejolak pasar tradisional.

Bitcoin Bertahan di Tengah Arus Keluar ETF

Meskipun Bitcoin saat ini bergerak dalam kisaran yang terbatas, daya tahannya di sekitar level $95.000 menunjukkan potensi pemulihan. Hal ini terjadi di tengah arus keluar yang terus berlanjut dari ETF Bitcoin spot, yang menurut Market Pulse telah menekan harga dalam beberapa waktu terakhir.

Sejak diluncurkan, ETF Bitcoin telah menarik investasi sebesar $5,6 miliar. Namun, belakangan ini, minat spekulatif terhadap produk ini mulai mereda akibat ketidakpastian makroekonomi yang masih tinggi.

Baca Juga: Produsen Kendaraan Listrik Ini Bangkrut, Terpaksa Jual Aset Akibat Sepinya Pembeli

Analis percaya bahwa salah satu katalis utama bagi Bitcoin bisa datang dari permintaan institusional. Laporan terbaru menunjukkan bahwa MicroStrategy, perusahaan yang didirikan oleh Michael Saylor, sedang mempertimbangkan untuk membeli lebih banyak Bitcoin setelah berhasil mengumpulkan dana sebesar $2 miliar.

Kebijakan The Fed Menahan Pergerakan Pasar

Risalah pertemuan The Federal Reserve pada Januari mengindikasikan bahwa bank sentral AS belum terburu-buru untuk memangkas suku bunga. Para pembuat kebijakan masih mengkhawatirkan risiko inflasi serta dampak ekonomi dari kebijakan tarif baru yang mungkin diberlakukan jika Donald Trump kembali berkuasa.

The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran target 4,25% - 4,5%, setelah sebelumnya menurunkannya sebesar 1% sepanjang 2024.

Sementara itu, pembicaraan diplomatik antara AS dan Rusia awal pekan ini sempat memberikan sedikit kelegaan bagi pasar. Namun, secara keseluruhan, sentimen investor masih cenderung berhati-hati. Ketidakmampuan Bitcoin untuk mempertahankan reli yang kuat mencerminkan ketidakpastian yang lebih luas mengenai kebijakan ekonomi global.

Selanjutnya: Vokalis Grup Sukatani Diduga Dipecat, Forum Guru: Hak Berekspresi Dijamin Konstitusi

Menarik Dibaca: Kuning Telur Mengandung Kolesterol atau Tidak? Ini Faktanya



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×