Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas naik ke rekor tertinggi di atas $ 4.100 pada Selasa (14/10/2025), karena meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS.
Sementara kembalinya gejolak perdagangan AS-China mendorong spekulasi safe haven, termasuk perak, yang juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Mengutip Reuters, Selasa (14/10/2025), harga emas spot naik 1,3% ke level tertinggi sepanjang masa di US$ 4.162,31 per ons troi, hingga pukul 03.41 GMT.
Baca Juga: Rekor Lagi, Harga Emas Naik Mendekati US$ 4.200 per troi ons
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,9% menjadi $4.171.
Harga emas telah melonjak 58% sejak awal tahun, menembus level krusial US$ 4.100 untuk pertama kalinya pada hari Senin.
Harga emas batangan telah didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, ekspektasi penurunan suku bunga, pembelian yang kuat oleh bank sentral, dan arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang kuat.
Analis Bank of America dan Societe Generale kini memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 5.000 pada tahun 2026, sementara Standard Chartered menaikkan perkiraan rata-ratanya untuk tahun 2026 menjadi US$ 4.488.
"Ketegangan perdagangan bukanlah pendorong utama reli (hari ini) karena meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan melanjutkan tren penurunan suku bunga, mengurangi biaya pendanaan jangka panjang, dan pada akhirnya menurunkan biaya peluang (juga mendukung emas)," ujar analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong.
Baca Juga: Harga Emas Terus Melaju, Kembali Sentuh Rekor Tertinggi Baru Selasa (14/10/2025)
Kepala Federal Reserve Philadelphia, Anna Paulson, mengatakan bahwa meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja memperkuat argumen untuk penurunan suku bunga AS lebih lanjut.
Investor kini menanti pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di pertemuan tahunan NABE pada hari Selasa untuk mencari isyarat penurunan suku bunga.
Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) sebesar 97% dan 90% pada bulan Oktober dan Desember.
Di tempat lain, Presiden AS Donald Trump tetap berada di jalur yang tepat untuk bertemu dengan pemimpin China, Xi Jinping, di Korea Selatan pada akhir Oktober, kata Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada hari Senin.
Ketegangan terbaru ini menyusul pengumuman China pada hari Kamis untuk memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang, yang mendorong Trump untuk merespons dengan ancaman tarif 100% terhadap barang-barang China dan kontrol ekspor terhadap perangkat lunak penting buatan AS yang berlaku efektif 1 November.
Penutupan pemerintah federal AS yang sedang berlangsung, yang kini memasuki hari ke-13, mulai mempengaruhi perekonomian negara tersebut, tambah Bessent.