Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup melemah karena dolar AS menguat. Selain itu, investor menunggu data ekonomi yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan Federal Reserve.
Rabu (24/9/2025), harga emas spot ditutup melemah 0,7% menjadi US$ 3.736,16 per ons troi, setelah sempat mencapai rekor tertinggi di US$ 3.790,82 per ons troi pada hari Selasa (23/9/2025).
Sejalan, harga emas berjangka untuk pengiriman Desember 2025 ditutup melemah 1,2% di level US$ 3.768,1 per ons troi.
Indeks dolar AS naik sekitar 0,6%, membuat emas batangan yang diperdagangkan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan juga bergerak naik.
"Emas masih mencerna beberapa komentar yang keluar dari Federal Reserve kemarin dan juga ketegangan geopolitik dengan Rusia... Harganya sedikit berhati-hati menjelang beberapa data ekonomi yang akan dirilis," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Baca Juga: Harga Emas Dekati Rekor Tertinggi, Investor Menimbang Pernyataan Powell
Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Selasa tidak memberikan petunjuk baru tentang arah suku bunga di masa mendatang, menekankan bahwa bank sentral harus dengan hati-hati menyeimbangkan risiko inflasi yang membandel dengan pasar tenaga kerja yang melambat.
Pasar memperkirakan dua penurunan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin tahun ini – satu di bulan Oktober dengan probabilitas 94% dan satu lagi di bulan Desember dengan probabilitas 77%, menurut alat CME FedWatch.
Fokus saat ini tertuju pada data klaim pengangguran mingguan AS yang akan dirilis hari Kamis dan rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS, ukuran inflasi pilihan The Fed, pada hari Jumat.
Di sisi geopolitik, militer Ukraina mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka menyerang dua stasiun pompa minyak semalam di wilayah Volgograd, Rusia.
Emas sebagai aset safe haven menjadi lebih menarik selama periode ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Emas juga cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.