Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas kembali tak bertenaga di pekan ini. Sempat melonjak lebih dari 1% karena data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari proyeksi di akhir pekan, harganya malah tertahan jelang penutupan dan membuat emas spot berbalik melamah dalam seminggu terakhir.
Jumat (8/10), harga emas spot ditutup naik tipis 0,08% ke US$ 1.757,13 per ons troi. Sebelumnya emas sempat menyentuh level US$ 1.781,20 per ons troi, level tertinggi sejak 22 September. Dengan hasil tersebut, harga emas turun 0,22% di minggu ini.
Setali tiga uang, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2021 turun 0,1% ke US$ 1.757,4 p-er barel. dalam sepekan, harganya turun tipis 0,06%.
Data di akhir pekan menunjukkan, jumlah pekerja baru pada bulan September hanya 194.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi. Tetapi revisi ke atas pada data bulan-bulan sebelumnya berarti ekonomi sekarang telah menutupi setengah dari defisit pekerjaan yang dihadapinya pada bulan Desember.
Emas naik tajam karena data pada awalnya tampak suram, tetapi laporan internal memperlihatkan bahwa "secara keseluruhan tidak terlalu buruk," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Baca Juga: Harga emas terdorong kekhawatiran inflasi dari krisis energi
"Ini mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan keinginannya untuk mengurangi kebijakan moneter lebih cepat, daripada nanti," yang mengarah ke penurunan emas, meskipun laporan pekerjaan yang buruk bulan depan dapat mengubah itu," lanjut Wyckoff.
Di sisi lain, harga emas juga terjebak di antara tekanan dari imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi, dan beberapa dukungan dari dolar AS yang sedikit lebih lemah.
Pasar emas sekarang tampaknya mengharapkan pengumuman penurunan di beberapa titik tahun ini, kata analis Standard Chartered Suki Cooper.
"Namun, downside tampaknya didukung dengan baik, mengingat respons permintaan dari pasar fisik."
Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi, yang diterjemahkan ke dalam peningkatan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Harga emas Antam stagnan di level Rp 914.000 per gram pada Sabtu (9/10)
"Agar narasi emas benar-benar meningkat lagi, kita memerlukan reli impulsif di atas US$ 1.950-US$ 1.960 per ons troi, atau tertinggi sebelum vaksin Covid-19 dan itu akan membutuhkan katalis signifikan yang tidak ada di pasar saat ini," kata Pedagang komoditas logam mulia yang berbasis di New York.
Walau emas menguat tipis di akhir pekan, harga komoditas logam mulia lainnya cenderung mempertahankan penguatan signifikannya. Di mana, platinum dan paladium melejit, masing-masing 4,1% menjadi US$ 1.019,74 dan 5,8% ke US$ 2.073,52 per ons troi.
Kedua komoditas logam mulai tersebut mendapatkan sokongan dari laporan pekerjaan yang positif.