Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON – Harga impor Amerika Serikat hanya naik tipis untuk bulan ketiga berturut-turut pada Desember 2024, di tengah lonjakan harga bahan bakar dan makanan yang diimbangi dengan penurunan harga di sektor lainnya. Kondisi ini menjadi pertanda baik bagi prospek inflasi ke depan.
Menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis, harga impor naik sebesar 0,1% pada bulan lalu, sama seperti kenaikan pada dua bulan sebelumnya. Data ini sesuai dengan ekspektasi para ekonom.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$2.639,30 Rabu (27/11), Fokus pada Data Inflasi AS
Secara tahunan, harga impor AS meningkat sebesar 2,2% hingga Desember, naik dari kenaikan 1,4% pada November. Data pemerintah pekan ini juga menunjukkan inflasi produsen melambat pada Desember, sementara inflasi konsumen mengalami kenaikan akibat lonjakan harga energi dan makanan.
Namun, tren perlambatan inflasi (disinflasi) tetap terlihat, dengan harga konsumen di luar komponen makanan dan energi yang bergejolak hanya naik secara marginal bulan lalu.
Kebijakan Moneter
Federal Reserve diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuannya dalam rapat kebijakan bulan ini. Pasar keuangan memproyeksikan pemangkasan suku bunga baru akan dilakukan pada Juni.
Sejak memulai siklus pelonggaran kebijakan pada September, bank sentral AS telah memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin, menjadi kisaran 4,25%-4,50%. Sebelumnya, suku bunga ini naik hingga 5,25% antara Maret 2022 dan Juli 2023.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$2.638,09 Selasa (7/1), di Tengah Pelemahan Dolar AS
Harga impor bahan bakar melonjak 1,4% pada Desember, kenaikan tertinggi sejak April, setelah sebelumnya naik 0,9% pada November. Lonjakan ini didorong oleh kenaikan harga gas alam dan minyak bumi.
Harga makanan impor juga meningkat tajam, naik 2,8% setelah kenaikan 1,4% pada bulan sebelumnya.
Namun, harga impor di luar bahan bakar dan makanan justru turun 0,2%, setelah stagnan pada November. Inflasi inti impor yang terkendali sebagian besar disebabkan oleh kekuatan dolar terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Dalam setahun terakhir hingga Desember, harga impor inti naik 1,9%.
Tonton: AS Perketat Sanksi Minyak Rusia, Tiongkok dan India Putar Otak Cari Pasokan Baru
Harga barang modal impor mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut, begitu pula dengan harga kendaraan bermotor, suku cadang, dan mesinnya. Sementara itu, harga barang konsumsi impor, di luar sektor otomotif, tetap tidak berubah untuk bulan kedua berturut-turut.