Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga kedelai di bursa Chicago kembali melemah untuk sesi ketiga berturut-turut pada Kamis (11/9/2025).
Tekanan datang dari aksi ambil posisi jelang laporan pasokan dan permintaan global U.S. Department of Agriculture (USDA), serta minimnya permintaan dari China.
Sementara itu, harga jagung dan gandum menguat tipis setelah dua sesi penurunan.
Baca Juga: Petani Kedelai Amerika Terjepit Krisis Akibat Hilangnya Pasar China
Melansir Reuters, kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,07% ke level US$ 10,24-4/8 per bushel pada pukul 01.01 GMT, mendekati posisi terendah satu bulan.
Harga gandum naik 0,15% ke US$ 5,15-6/8 per bushel, sementara jagung bertambah 0,24% ke US$ 4,18 per bushel.
Laporan proyeksi pasokan dan permintaan USDA akan dirilis Jumat (12/9), dengan ekspektasi pemangkasan perkiraan hasil panen kedelai dan jagung AS.
Petani AS kehilangan peluang penjualan miliaran dolar ke China di pertengahan musim pemasaran, seiring macetnya pembicaraan dagang dan pemasok dari Amerika Selatan mengambil alih pangsa pasar.
Persediaan gandum global yang cukup, terutama dari Australia hingga Rusia, juga menahan kenaikan harga.
Bursa Rosario memperkirakan Argentina akan mencatat rekor produksi jagung pada musim 2025–2026 karena pergeseran lahan dari kedelai dan komoditas lain.
Baca Juga: Dolar AS Stabil Kamis (11/9) Pagi, Pasar Tunggu Keputusan The Fed
Namun, perkiraan luas tanam kedelai 2025–2026 dipangkas 7% secara tahunan.
Rabu lalu, dana komoditas tercatat sebagai penjual bersih kontrak kedelai, soymeal, jagung, dan gandum CBOT.