Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank of Japan menyebut kenaikan harga komoditas global kemungkinan akan mendorong inflasi konsumen Jepang, meskipun hanya untuk sementara waktu dan pada tingkat yang lebih kecil daripada dampak yang dirasakan negara Barat.
Bank sentral Jepang beralasan, hal tersebut dikarenakan inflasi didorong oleh permintaan luar negeri yang kuat sementara dampak beban impor yang dirasakan perusahaan asal Jepang akan diimbangi oleh manfaat ekspor yang solid.
"Kenaikan yang mendasari harga komoditas akan memperburuk perdagangan Jepang untuk saat ini. Tapi hal itu akan sebanding dengan hal-hal positif, seperti peningkatan ekspor dan belanja modal," tulis laporan BoJ.
Baca Juga: Kepercayaan konsumen AS turun pada awal Juli akibat kekhawatiran akan inflasi
Harga grosir Jepang naik 5,1% pada Mei dari tahun sebelumnya yang merupakan laju tercepat sejak 2008 karena didorong oleh kenaikan biaya komoditas.
Tetapi harga konsumen inti, ukuran inflasi yang disukai BOJ, naik hanya 0,1% pada Mei karena permintaan domestik yang lemah telah membuat perusahaan Jepang tidak menanggung biaya yang lebih tinggi.
Bahkan ketika permintaan kuat, perusahaan Jepang cenderung lebih lambat untuk membebankan biaya daripada mitra bisnis mereka di Barat, yang akan menjaga kenaikan inflasi konsumen tetap moderat, kata BOJ.
“Melihat pengalaman masa lalu, setiap kenaikan inflasi konsumen yang semata-mata didorong oleh biaya bahan baku tidak akan meluas, dan berakhir sementara,” lanjut BoJ.
