kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Harga Lebih Murah, Mobil Listrik China Seperti BYD Makin Diminati di Spanyol


Senin, 22 September 2025 / 23:43 WIB
Harga Lebih Murah, Mobil Listrik China Seperti BYD Makin Diminati di Spanyol
ILUSTRASI. Workers check the EV cars inside BYD's first electric vehicle (EV) factory in Southeast Asia, a fast-growing regional EV market where it has become the dominant player, in Rayong, Thailand, July 4, 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BARCELONA. Warga Spanyol, Javier Hernandez yang tengah mencari mobil baru di Barcelona akhirnya memilih mobil hybrid plug-in buatan China, BYD, karena harganya hampir € 10.000 lebih murah dibandingkan pesaing Eropa.

Pria berusia 51 tahun yang bekerja sebagai operator alat berat ini mengaku sempat ragu karena tidak mengenal merek mobil China. Namun, dengan harga mulai sekitar € 30.000 sekitar Rp 510 juta setelah subsidi pemerintah, BYD Seal U DM-i yang ia pilih jauh lebih terjangkau dibandingkan VW Tiguan dan Peugeot 3008 plug-in hybrid yang dibanderol lebih dari € 40.000.

"Harga dan fitur lebih sepadan. Saya coba dan mereka bisa langsung kirim mobilnya," kata Hernandez kepada Reuters.

Baca Juga: AS dan China Akhiri Hari Pertama Pembicaraan Dagang di Spanyol, TikTok Jadi Sorotan

Pembeli hemat seperti Hernandez kini mendorong pertumbuhan pesat produsen mobil listrik China seperti BYD di Spanyol dan Eropa. Mereka semakin menyaingi merek mapan seperti Tesla, Stellantis, dan Volkswagen.

"Sebelum BYD datang, kalau mau beli mobil listrik, harganya pasti mahal sekali," ujar Alberto De Aza, Country Manager BYD untuk Spanyol dan Portugal.

Jumlah dealer BYD di Spanyol kini hampir empat kali lipat menjadi hampir 100 dealer dibandingkan tahun lalu yang hanya 25, didukung strategi pemasaran agresif dan diskon besar-besaran.

Sebaliknya, banyak merek lama justru menutup dealer. Data Faconauto mencatat jumlah dealer merek lama turun dari 2.164 menjadi 1.648 dalam satu dekade terakhir. Dealer Volkswagen dan Audi turun hingga 40% dalam periode tersebut.

"Persaingan dari China semakin menekan semua produsen, bukan hanya kami," ujar Markus Haupt, CEO interim SEAT (anak perusahaan Volkswagen).

Pangsa pasar mobil listrik dan hybrid plug-in (PHEV) BYD di Spanyol mencapai lebih dari 10% pada Juli, tiga kali lipat dari Tesla 3,3% dan dua kali lipat rata-rata BYD di Eropa meskipun dikenakan tarif oleh Uni Eropa.

Secara keseluruhan, pangsa pasar mobil BYD di Spanyol naik dari 0,3% menjadi 1,8% hingga Agustus, melampaui merek-merek seperti Jeep (Stellantis) dan Volvo, menurut data ANFAC. Model Seal U menjadi PHEV terlaris di Spanyol tahun ini.

Namun BYD masih berada di bawah merek-merek utama seperti Toyota, Renault, dan Volkswagen.

Spanyol dinilai menjadi pasar yang ideal bagi ekspansi China karena tidak memiliki produsen mobil nasional kuat. Analis Felipe Munoz dari JATO Dynamics menyebut SEAT, satu-satunya merek yang dulu dianggap lokal kini telah kehilangan identitas Spanyol setelah diakuisisi Volkswagen Jerman.

Penjualan SEAT hanya naik 4% tahun ini, kalah dari rata-rata pertumbuhan pasar Spanyol sebesar 15%. Merek saudaranya yang lebih mewah, Cupra, naik 17%.

Sementara itu, merek China mencatat lonjakan pesat. Penjualan MG (milik SAIC) naik 58%, Chery Omoda lebih dari dua kali lipat, dan BYD melonjak 675% hingga Agustus, dengan lebih dari 14.000 unit terjual.

Dengan persaingan ketat di dalam negeri, merek-merek China kini serius menjadikan Eropa sebagai pasar utama.

Baca Juga: Spanyol Ancam Mundur dari Piala Dunia FIFA 2026 Jika Israel Lolos

BYD berencana memproduksi semua mobil listrik untuk pasar Eropa secara lokal dalam tiga tahun, dan saat ini tengah membangun pabrik di Hungaria. Spanyol disebut-sebut sebagai kandidat kuat lokasi ekspansi berikutnya karena infrastruktur industri dan biaya listrik yang relatif murah.

Namun, masih banyak tantangan.

Gabungan penjualan mobil listrik penuh dan hybrid plug-in di Spanyol mencapai 21% dari total penjualan pada Juli, naik dari 10% tahun lalu, namun masih di bawah rata-rata Eropa sebesar 27%.

Keterbatasan infrastruktur pengisian daya jadi hambatan utama. Spanyol hanya memiliki sekitar 50.000 titik pengisian, sepertiga dari jumlah di Belanda, padahal populasinya jauh lebih besar.

Oleh karena itu, konsumen Spanyol saat ini lebih menyukai hybrid dan PHEV segmen yang menjadi fokus strategi BYD di Eropa.

Salah satunya adalah Juan Gonzalez, kepala departemen IT berusia 56 tahun, yang memiliki panel surya di rumahnya tapi tetap memilih PHEV BYD karena khawatir soal perjalanan jarak jauh. "Kalau baterai habis pas lagi naik gunung, itu bisa jadi masalah besar," ujar dia.

Selanjutnya: Jamkrindo Teken Kerja Sama Surety Bond dengan 2 Pemda

Menarik Dibaca: Percepat Peningkatan Layanan di 37 Bandara, InJourney Airports Luncurkan ImpaCX




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×