Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Konsumen Nasional (NCPI) Sri Lanka turun dari tahun ke tahun menjadi 65% di bulan November setelah melonjak 70,6% di bulan Oktober, departemen statistik mengatakan pada hari Rabu.
Harga makanan naik 69,8% pada November, sementara inflasi non-makanan 60,4%, Departemen Sensus dan Statistik negara yang dilanda krisis mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sri Lanka telah berjuang dengan inflasi yang melonjak selama hampir satu tahun, sebagian dipicu oleh krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade dan larangan pupuk kimia yang diterapkan tahun lalu.
Baca Juga: Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang
"November telah menunjukkan perlambatan yang lebih cepat dari yang diharapkan dan ini kemungkinan akan berlanjut tetapi pelonggaran dapat diimbangi dengan peningkatan daya listrik yang mungkin diterapkan pemerintah awal tahun depan," kata Dimantha Mathew, kepala penelitian, First Capital.
Inflasi diproyeksikan turun di bawah 60% pada akhir tahun tetapi diproyeksikan kembali ke level satu digit pada kuartal ketiga tahun depan, tambahnya.
Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe memperkirakan jika tren kebijakan moneter saat ini diikuti, inflasi bisa turun menjadi 4%-5% pada akhir tahun depan.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Lebih dari 60 Negara akan Alami Krisis Utang
NCPI menangkap inflasi harga eceran yang luas di seluruh negara pulau dan dirilis dengan jeda 21 hari setiap bulan.
Indeks Harga Konsumen Kolombo (CCPI) yang dirilis setiap akhir bulan, dipantau dengan lebih ketat. Ini bertindak sebagai indikator utama untuk harga nasional yang lebih luas dan menunjukkan bagaimana inflasi berkembang di kota terbesar Kolombo.