kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.160   40,00   0,25%
  • IDX 7.057   73,30   1,05%
  • KOMPAS100 1.054   14,06   1,35%
  • LQ45 829   12,02   1,47%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   6,54   1,57%
  • IDXHIDIV20 509   7,28   1,45%
  • IDX80 120   1,60   1,35%
  • IDXV30 125   0,51   0,41%
  • IDXQ30 141   1,89   1,36%

Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang


Rabu, 19 Oktober 2022 / 04:44 WIB
Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang
ILUSTRASI. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai, ekonomi Asia bakal cukup kuat bertahan di tengah pelemahan ekonomi global. REUTERS/Thanh Hue


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai, ekonomi Asia bakal cukup kuat bertahan di tengah pelemahan ekonomi global.  

Melansir laporan terbaru IMF yang berjudul Asia Sails Into Headwinds From Rate Hikes, War, and China Slowdown, IMF menjelaskan perekonomian Asia memang akan dihantam oleh sejumlah masalah. Kondisi tersebut akan menyebabkan rebound ekonomi Asia yang kuat pada awal tahun ini kehilangan momentumnya. Menurut IMF, pertumbuhan kuartal kedua Asia bakal lebih lemah dari perkiraan. 

IMF bilang, pihaknya telah memangkas perkiraan pertumbuhan untuk Asia dan Pasifik menjadi 4% tahun ini dan 4,3% tahun depan, yang jauh di bawah rata-rata 5,5% selama dua dekade terakhir. 

"Meskipun demikian, Asia tetap menjadi titik terang relatif dalam ekonomi global yang semakin meredup," jelas IMF.

Ada tiga masalah utama yang tengah dihadapi perekonomian Asia saat ini. Pertama, pengetatan tajam kondisi keuangan, yang meningkatkan biaya pinjaman pemerintah, karena bank sentral di negara maju utama terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi tercepat dalam beberapa dekade. 

Baca Juga: Respon Ancaman Pangan Global, G20 Berhasil Kumpulkan Dana US$ 60,5 Miliar

"Mata uang yang terdepresiasi dengan cepat dapat semakin memperumit tantangan kebijakan," kata IMF.

Kedua, invasi Rusia ke Ukraina yang masih berkecamuk dan terus memicu perlambatan tajam aktivitas ekonomi di Eropa akan menurunkan permintaan eksternal untuk ekspor Asia.

Ketiga, kebijakan ketat nol-COVID China dan penguncian terkait, yang, ditambah dengan gejolak yang semakin dalam di sektor real estat, telah menyebabkan perlambatan pertumbuhan yang tidak seperti biasanya dan tajam. Pada gilirannya hal ini akan melemahkan momentum di negara-negara ekonomi yang terhubung dengan China.

Baca Juga: Nouriel Roubini Ramal Akan Terjadi Krisis Keuangan Besar, Hindari 2 Investasi Ini



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×