kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga makanan segar melonjak, inflasi Korea Selatan di bulan Juli 2021 naik


Selasa, 03 Agustus 2021 / 10:01 WIB
Harga makanan segar melonjak, inflasi Korea Selatan di bulan Juli 2021 naik
ILUSTRASI. Inflasi Korea Selatan naik lagi


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Selatan kembali mencatat kenaikan inflasi pada bulan Juli dan bertahan di posisi tertinggi dalam sembilan tahun terakhir. Inflasi tinggi di Korea Selatan terjadi karena kondisi cuaca panas yang mengangkat harga makanan segar, sementara produk minyak dan sewa perumahan serta biaya layanan lainnya juga terus meningkat.

Mengutip Reuters, indeks harga konsumen (CPI) di bulan lalu naik menjadi 2,6% secara tahunan (yoy). Inflasi tahunan ini meningkat dari posisi di bulan Juni yang berada di level 2,4%. Selain itu, realisasi inflasi Juli Korea Selatan juga mengalahkan proyeksi dalam survei Reuters yang berada di posisi 2,4%. 

Capaian tersebut sama dengan posisi inflasi 2,6% di bulan Mei, yang menandai laju tercepat sejak April 2012. Inflasi tahunan Korea Selatan pun terus berada di atas target dari Bank of Korea (BOK) yang sebesar 2%.

Rincian data menunjukkan, kenaikan harga produk pertanian dan minyak yang terus berlanjut mendorong inflasi. Sementara biaya sewa perumahan dan biaya makan dan jasa lainnya juga menambah dorongan bagi inflasi Negeri Ginseng.

Baca Juga: Manufaktur Asia dilanda kenaikan biaya akibat merebaknya Covid-19 varian Delta

Biaya produk pertanian, peternakan dan perikanan dan minyak masing-masing melonjak 9,6% dan 2,8%, sedangkan biaya sewa rumah dan makan masing-masing naik 1,4% dan 2,5%.

Meski demikian, para ekonom menilai inflasi kemungkinan akan melambat ke depan. Ini karena dampak dari pengetatan Covid-19 dan efek dasar yang memudar dari harga minyak dan komoditas.

"Langkah pengetatan di Korea Selatan karena gelombang baru virus menimbulkan risiko penurunan pada CPI  yang kemungkinan akan mempengaruhi CPI sektor jasa. Inflasi akan mereda di bawah 2% pada bulan September," kata Park Chong-hoon, ekonom di Standard Chartered Bank Korea.

Asal tahu saja, negara ini sedang berjuang untuk menahan varian Delta yang sangat menular, bahkan ketika meningkatkan pengetatan ke tingkat terberat untuk wilayah metropolitan Seoul dan sekitarnya.

BOK saat ini melihat inflasi berdiri di 1,8% untuk seluruh tahun 2021. Revisi perkiraan berikutnya akan dirilis pada 26 Agustus, saat rapat pengambilan keputusan tingkat kebijakan moneter dilakukan.

Selanjutnya: Bakal melantai di bursa Hong Kong, Li Auto targetkan IPO capai US$ 1,9 miliar



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×