kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,00   0,81%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,76   1,36%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,24   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,54   1,04%
  • IDX80 127   1,40   1,11%
  • IDXV30 134   0,16   0,12%
  • IDXQ30 149   1,66   1,12%

Harga Minyak Acuan Ditutup Melemah 4%, Didorong Kegelisahan Jelang Pertemuan The Fed


Selasa, 13 Juni 2023 / 06:18 WIB
Harga Minyak Acuan Ditutup Melemah 4%, Didorong Kegelisahan Jelang Pertemuan The Fed
ILUSTRASI. harga minyak mentah kompak melemah 4% di awal pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Harga minyak ditutup melemah sekitar US$ 3 per barel di awal pekan ini. Sentimen datang setelah analis menyoroti meningkatnya pasokan global dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan menjelang data inflasi dan pertemuan Federal Reserve pada pekan ini.

Senin (12/6), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2023 turun US$ 2,95, atau 3,9% menjadi US$ 71,84 per barel. Ini jadi penutupan terendah Brent sejak Desember 2021.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun US$ 3,05 atau 4,4% ke US$ 67,12 per barel.

Sentimen datang setelah Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak, mengutip pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini dan hingga 2024. Perkiraan harga minyak mentah pada Desember dari Goldman Sachs sekarang berada di US$ 86 per barel untuk Brent, turun dari proyeksi awal US$ 95, dan di US$ 81 per barel untuk WTI, turun dari proyeksi awal US$ 89.

"Goldman menyerah pada perkiraan harga bullish mereka tampaknya menjadi katalis untuk memulai penjualan hari ini," kata analis Kpler Matt Smith.

Baca Juga: Harga Minyak Melemah di Minggu Kedua, Kekhawatiran Permintaan Membayangi Pemangkasan

Revisi datang pada awal minggu yang sibuk untuk Federal Reserve, yang bertemu pada hari Rabu. Sementara The Fed diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah bulan ini, investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilanjutkan bulan depan, kata analis UBS Robert Yawger.

Kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat dolar, membuat komoditas dalam mata uang the greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan membebani harga.

"Pertemuan the Fed dan tekanan inflasi tetap menjadi isu utama pasar minggu ini," kata Rob Haworth, Senior Investment Strategist di US Bank Asset Management.

"Semakin besar kemungkinan menahan suku bunga berarti investor akan mengikuti konferensi pers Ketua Fed Powell dengan cermat untuk jalur yang diharapkan untuk suku bunga," kata Haworth.

Juga membebani pikiran investor, pemulihan permintaan minyak telah diredam di China, importir utama minyak mentah dan produk olahan.

"Permintaan China tidak menunjukkan tanda-tanda terwujud, dan bisa mencapai 2 juta barel per hari, jadi itu jumlah yang signifikan. Pasti ada kekhawatiran bahwa OPEC dan IEA akan memangkas perkiraan permintaan mereka," kata Yawger.

Baca Juga: Wall Street Perkasa, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup di Level Tertinggi Sejak April 2022

OPEC dan International Energy Agency masing-masing akan merilis pembaruan pasar bulanan mereka pada hari Selasa.

Pekan lalu, baik Brent dan WTI membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut setelah data ekonomi China yang mengecewakan menghapus dorongan harga dari janji Arab Saudi untuk memangkas produksi pada Juli.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×