CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga Minyak Bersiap untuk Penurunan Mingguan Pertama dalam Tiga Pekan Terakhir


Jumat, 27 Oktober 2023 / 07:57 WIB
Harga Minyak Bersiap untuk Penurunan Mingguan Pertama dalam Tiga Pekan Terakhir
ILUSTRASI. harga minyak menguat di pagi ini (27/10) walau tetap berada di jalur pelemahan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik di awal perdagangan pagi ini setelah anjlok lebih dari US$ 2 per barel di sesi sebelumnya.

Jumat (27/10) pukul 07.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2023 naik 45 sen atau 0,5% menjadi US$ 88,38 per barel.

Sejalan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2023 berada di US$ 83,63 per barel, naik 42 sen, atau 0,5%.

Walau naik, harga kedua kontrak minyak acuan tersebut berada di jalur untuk mencatat penurunan mingguan pertamanya dalam tiga minggu karena premi geopolitik yang dibangun di atas kekhawatiran bahwa konflik Israel-Gaza dapat melibatkan lebih banyak negara di Timur Tengah dan mengganggu pasokan minyak telah mereda.

“Sebagai seorang pedagang, saya harus mengatakan bahwa kita berada di luar jangkauan kita di sini – mencoba untuk memberikan nilai pada geopolitik ketika tidak ada pasokan berarti yang terganggu di luar wilayah Syam,” kata Kelvin Yew, pedagang minyak senior di Ocean Leonid Investments.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Lebih Dari 2%, Disokong Meredanya Kekhawatiran di Timur Tengah

Pasukan Israel melakukan serangan darat terbesar di Gaza dalam perang 20 hari dengan Hamas semalam, yang membuat marah dunia Arab.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, pasukan Israel masih mempersiapkan invasi darat penuh, sementara Amerika Serikat dan negara-negara lain mendesak Israel untuk menunda, karena khawatir hal itu dapat memicu permusuhan di front Timur Tengah lainnya.

"... (Ini) masih sangat sulit bahkan bagi para pengamat regional yang paling berpengetahuan luas untuk menyatakan keyakinan tinggi mengenai lintasan krisis saat ini karena batasan yang dapat membawa lebih banyak pemain ke medan perang sebagian besar masih tidak dapat dipahami," analis RBC Capital, Helima Croft katanya dalam sebuah catatan.

Analis Goldman Sachs mempertahankan perkiraan harga minyak mentah Brent pada kuartal pertama tahun 2024 sebesar US$ 95 per barel tetapi menambahkan bahwa ekspor Iran yang lebih rendah dapat menyebabkan harga dasar naik sebesar 5%.

Harga bisa melonjak 20% jika terjadi skenario yang lebih kecil kemungkinannya, yaitu gangguan perdagangan melalui Selat Hormuz, tempat 17% produksi minyak global transit, kata mereka dalam sebuah catatan.

Pemotongan pasokan secara sukarela oleh Arab Saudi dan Rusia, yang akan berlangsung hingga akhir tahun ini, memperketat pasar secara global dan mendukung harga, kata para analis.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×