kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga Minyak Dunia Kian Mini


Selasa, 13 Januari 2009 / 10:00 WIB
Harga Minyak Dunia Kian Mini


Sumber: Bloomberg |

NEW YORK. Harga minyak mentah kian anjlok hingga hari ke-enam di New York. Penurunan ini semakin memperbesar kemerosotan yang sempat dibukukan kemarin sebesar 7,9%. Upaya pemangkasan produksi oleh OPEC nyatanya tak bisa menangkal lemahnya permintaan.

Menurut Deutsche Bank AG minggu lalu, Konsumsi minyak bakalan turun sebesar 1 juta barel per hari tahun ini seiring dengan AS, Eropa dan Jepang harus menghadapi resesi yang begitu buruk untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Negara-negara anggota OPEC telah memberi sinyal bahwa mereka akan mengendalikan penjualan di kilang minyak pada Februari mendatang.

"Pasar akan berada di bawah tekanan karena hampir semua berita perekonomian cukup mengerikan," kata Michael Lynch, Presiden Strategic Energy & Economic Research, di Winchester, Massachusetts.

Harga minyak mentah untuk pengiriman Februari menciut sebesar 40 sen atau 1,1% menjadi US$ 37,19 per barel pada pukul 8.24 di Singapura di New York Mercantile Exchange.

Kemarin, futures amblas US$ 3,24 menjadi US$ 37,59 per barel. Level ini merupakan paling rendah sejak 24 Desember 2008. Hingga hari ini, harga minyak sudah anjlok 59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Persediaan minyak OPEC kemungkinan akan menggelembung ke level yang cukup tinggi dalam 10 tahun belakangan ini dalam dua bulan ke depan. Hal ini dikatakan oleh analis dari Goldman Sachs, Giovanni Serio dan Jeffrey Currie.

"Kesehatan perekonomian global menjadi perhatian yang sangat dominan untuk jangka pendek dan harga tersebut menjadi memberatkan harga minyak," kata Harry Tchilinguirian, Senior Market Analyst BNP Paribas SA di London. Menurutnya, pemangkasan produksi oleh OPEC kemungkinan akan terbukti mendukung harga minyak, namun butuh waktu untuk merasakan dampak tersebut.

Untuk catatan, OPEC yang menyuplai minyak lebih dari 40% kebutuhan minyak di dunia, telah menyetujui untuk mengiris produksi minyaknya sebesar 9%. Tujuannya, untuk menopang harga minyak agar tak anjlok lantaran resesi global kian menggerus permintaan. Harga minyak telah terbabat sebesar lebih dari US$ 100 per barel dalam enam bulan terakhir ini.

Saudi Arabian Oil Co., perusahaan minyak milik negara terbesar di dunia, mengirimkan pesan pada kilang minyak di Asia pada hari Jumat (9/1) lalu bahwa mereka akan mengurangi suplai minyak mentah ke Asia sebesar 10% pada bulan Februari. Ini merupakan bulan ke-tiga perusahaan ini mengurangi penjualannya.

"Kita sepertinya akan bergerak ke level US$ 30-40 per barel," kata Charles Maxwell, Senior Energy Analyst Weeden & Co. di Greenwich, Connecticut. "Saya rasa ini bukan harga yang bisa dipertahankan. Kita punya begitu banyak tekanan, termasuk pemangkasan OPEC," imbuhnya.

Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Februari anjlok US$ 1,51 atau 3,4% menjadi US$ 42,91 per barel di ICE Futures Europe exchange London kemarin.

Suplai minyak mentah untuk AS naik 6,68 juta barel menjadi 325,4 juta barel per 2 Januari 2009. Level ini paling tinggi sejak bulan Mei. Departemen Energi AS melaporkan hal tersebut minggu lalu.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×